DARA — Para pengrajin dan pedagang tahu, tempe di Bandung Raya mulai ketar ketir. Dua hari terkahir ini harga bahan baku kacang kedelai mulai terdampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Sejak dua hari lalu harga kacang kedelai mulai naik. Sebelumnya harga kacang kedelai itu Rp1420 perkg, kini naik menjadi Rp1570 an perkg.
Karuan kenaikan harga ini berdampak pada ongkos produksi. Karena itu menurut Nana Sumpena pengrajin tahu tempe di Cangkuang Kabupaten Bandung berharap pemerintah bisa mengendalikan harga kacang kedelai ini.
Kenaikan harga sekitar Rp150 perkg dirasakan Nana dan sejumlah pengrajin lainya berat. Sebab margin antara ongkos produksi dan harga jual sangat tipis.
Menurut Nana, jika harga kedelai baik impor maupun lokal di sekitar Rp1200 perkg, baik pengrajin maupun pedagang dapat merasakan pendapatan yang cukup, meski tak berlebih.
Disebut pengrajin di Cibuntu Kota Bandung H Jaja Suparman (55), saat ini harga kedelai masih belum memberi nilai tambah yang baik. Namun sejumlah pengrajin masih bisa berproduksi karena pandai mengolah dan mereduksi beberapa komponen yang tidak. berpengaruh pada produksi baik tahu maupun tempe.
Beberapa pengrajin tahu dan tempe mengancam jika harga kacang kedelai sampai tembus di harga Rp1500-Rp1600 perkg mereka akan mogok produksi.
Disebutkan jika dalam sepekan ke depan harga kedelai tembus di angka Rp1500 perkg para pengrajin akan memperkecil ukuran tahu maupun tempe. “Itu salah satu cara untuk tetap berproduksi dan tahu maupun tempe ada di pasar,” kata H Jaja.
Kekhawatiran harga kacang kedelai naik bukan hanya di kalangan pengrajin. Para pedagang pun merasakan hal serupa. Disebutkan Suhendar pedagang tahu tempe keliling, jika harga kedelai naik pasti ke harga jualpun akan naik.
“Kami akan menjual harga berapa perbiji, jika harga kedelai mencapai Rp1500 atau harga Rp1600 perkg. Sebab dengan harga tahu ukuran 5X5 Cm saat ini Rp700 perbiji pun kami ada kelebihan sangat tipis,”kata Suhendar.
Suhendar menyebutkan jika harga tahu seukuran itu dijual Rp1000 perbiji sulit terjangkau oleh masyarakat menengah bawah.