Pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir sangat berdampak pada persoalan sosial masyarakat. Tak terkecuali bagi Ishak Suhendar, seorang pengrajin wayang golek di Desa/Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
DARA | CIANJUR – Abah Ishak, akrab dia disapa, telah menekuni sebagai pengrajin wayang golek sejak 1980, telah ribuan tokoh wayang yang dihasilkan dari keahliannya itu. Bahkan, hasil karya seninya itu tak hanya diminati masyarakat lokal tapi juga luar negeri.
Namun, kondisi pandemi yang melanda hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia membuat usahanya tak seramai dulu. Sudah tak ada pemesanan wayang yang diterimanya.
Meskipun begitu, kecintaannya terhadap seni pewayangan tak menyurutkan Abah Ishak untuk terus berkarya dan berinovasi.
Di teras rumahnya yang jauh dari kata layak, dengan menggunakan limbah dari berbagai jenis kayu yang didapat dari hutan disekitar tempat tinggalnya, Abah Ishak terus berinovasi membuat wayang golek dengan berbagai tokoh dan karakter.
“Tak hanya dalang dan masyarakat, turis mancanegara pun banyak yang membeli untuk koleksi atau dijadikan cenderamata. Tapi sekarang, sudah sangat jarang ada yang pesan,” kata Abah Ishak, kepada wartawan, Rabu (18/11/2020).
Abah Ishak tetap bertekad untuk terus melestarikan seni pewayangan yang saat ini sudah hampir terlupakan, terutama oleh generasi muda.
“Minat masyarakat terhadap wayang golek mulai menurun, bahkan peminat malah semakin berkurang. Wayang golek tersebut merupakan warisan budaya yang turun temurun sehingga wajib untuk terus dilestarikan,” ujarnya.
Wayang golek hasil karya Abah Ishak itu dibanderol dengan harga beragam mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta. Bahkan, Abah Ishak juga membuat miniatur wayang golek yang dibanderol harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp300 ribu.
“Tingkat kesulitan dalam membuat wayang golek ini, yaitu jenis ukiran dari karakter wayang. Bahkan, Abah juga dapat membuat wayang sesuai dengan pesanan, tidak hanya karakter dari pewayangan saja,” ucapnya.
Abah Ishak berharap ditengah masa pandemi Covid-19 ini pemerintah daerah dapat minimalnya melirik atau memberikan respon terhadap profesinya itu. Mengingat hingga saat ini tak pernah sedikitpun Abah Ishak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Cianjur.***
Editor: denkur