DARA | GARUT – Tak sedikit kaum muda menggunakan media sosial untuk menyebar berita bohong dan provokasi. Karena itu, penguasaan teknilogi itu harus dibarengi dengan rasa nasionalisme.
Demikian kata Kepala Bidang Idiologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Barat, Enih Srimurni, dalam seminar, di Sasana Wibawa Mukti SMKN 1 Garut, kemarin. Seminar bertema Peningkatan Tata Nilai dan Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara bagi Generasi Muda itu diikuti 500 siswa SMA, SMK, dan pesantren se-Kabupaten Garut.
Enih menuturkan, seminar ini merupakan salah satu upaya membentuk generasi yang siap membangun negeri ini dan siap bersaing dengan bangsa lain. “Pemprov Jawa Barat memberikan perhatian terhadap generasi milenial dan generasi Z untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tanpa tercerabut dari akar budaya, etika, dan tata nilai ketimuran.”
Atas dasar itulah maka penguatan ini diperlukan agar generasi milenial dan generasi Z mampu menjadi orang sukses. “Baik itu sukses untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, negara, maupun sukses beragama,” ujar dia.
Pemprov Jawa Barat, lanjut dia, memiliki berbagai langkah strategis meningkatkan dan menyiapkan generasi muda terutama melalui sektor pendidikan. Pertama, saat ini SMK/SMA sudah mulai diarahkan pada substansi mata pelajaran yang dikaitkan dengan revolusi industri 4.0.
Langkah kedua, praktik telah disesuaikan dengan bidang mata pelajaran. Ketiga, lanjutnya pula, khusus SMK diarahkan pada link and match.
“Jadi apa yang di dapat di sekolah nanti akan diimplementasikan di sektor industri,” katanya.
Tampail dalam seminar sehari ini, nara sejumlah nara sumber, antara lain Dr Ilham Gemiharto, Sos, MSi (dosen Pasca Sarjana Unpad), Drs H Tjatja Kuswara,SH, MH (mantan Asisten Pemprov Jabar dan Pj Bupati Kabupaten Bandung Barat. Tujuan seminar, meningkatkan wawasan kebangsaan bagi kalangan milenial dengan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Selain itu, peserta juga diberi motivasi untuk menumbuhkan rasa cinta bangsa dan negara, menghargai dan menghormati perbedaan, serta dimotivasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia berharap melalui kegiatan ini peserta mampu mengamalkan identitas diri, yaitu Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupanya sehari hari.
“Pelajar dituntut menjadi motor penggerak dan menjadi pionir di sekolahnya untuk bisa memberikan contoh kepada teman temannya baik di sekolah maupun di lingkungan masing masing di mana mereka tinggal,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan
