“Kita pengcab bersama atlet, pelatih dan mekanik sudah berjuang mati-matian demi mengangkat nama daerah, kok masih saja seperti ini? Kenapa ya?”, keluhnya.
DARA| Informasi bonus atlet Porprov XIV tahun 2022 Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi Rp25 juta, membuat para Pengurus Cabang (Pengcab) Olahraga meradang.
Pasalnya, angka tersebut turun drastis atau jauh dari harapan dan tidak sesuai dengan janji Pemkab Bandung Barat yang sebelumnya akan menganggarkan Rp50 juta bagi peraih medali emas tersebut.
Ketua Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) KBB, Dedi Suprapto menyatakan dalam Surat Keputusan (SK) penetapan dana bonus buat atlet Porprov peraih medali emas itu, besarannya Rp50 juta.
Belakangan muncul isu, bahwa bonus tersebut turun menjadi Rp25 juta. Apabila hal itu terjadi, Dedi mempertanyakan dasar perubahannya nomenklatur dari SK tersebut.
“Saya tidak bisa membayangkan bahwa itu surat penetapan sudah beredar dimana mana. Sekarang mau diubah angkanya, bagaimana cara mempertanggungjawabkannya,” ujarnya, disela-sela Rapat Kerja KONI KBB di BBMP Jalan Raya Cangkorah-Batujajar, Sabtu (14/1/2023).
Ia bahkan mengatakan, apabila ada perubahan anggaran menjadi turun tanpa melalui mekanisme, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan melakukan gugatan.
“Kalau faktanya dalam nomenklatur Rp50 juta, tapi ternyata cuma Rp25 juta. Apa boleh buat. Dari pada saya busuk di depan atlet saya, lebih baik saya akan hadapi,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, apabila Pemkab Bandung Barat keukeuh cuma memberikan bonus hanya sebesar Rp25 juta, maka dikhawatirkan para atlet andalan KBB pindah ke daerah lain.
Menurutnya, yang perlu digaris bawahi dalam persoalan bonus atlet, bukan sekedar lari ke daerah lain saja.
Namun ini bisa membunuh semangat atlet lainnya yang sedang berjuang untuk berprestasi.
“Ingat bukan hanya masalah nominal di sini, tapi masalah fsikologis juga,” tegasnya.
Meski demikian, sebagai Ketua Pengcab, ia tidak lantas mundur ketika Pemkab Bandung Barat memandang sebelah mata perjuangan atletnya.
“Kalau saya dan atas nama lembaga, secara pribadi sekalipun bumi mau runtuh, atlet akan tetap saya mumule,” tegasnya.
Dedi menceritakan, bagaimana begitu beratnya perjuangan Pengcab pada saat Porprov kemarin, bisa meraih medali dengan kondisi keuangan terbatas.
Pengcab harus berjibaku, demi mengangkat nama KBB dalam olahraga berprestasi ini. Bagi Perbakin sendiri yang berhasil meraih medali 4 emas, 5 perak dan 4 perunggu, cukup kewalahan dengan anggaran seadanya.
“Di detik-detik terakhir saja, kita kewalahan dengan pengadaan peluru. Coba bayangkan, satu peluru harga yang normal saja Rp6.500 pada saat diinjuritime , harganya sudah Rp10 ribu,” ungkapnya.
Kondisi berat tersebut dilalui Pengcab dengan satu tekad bisa membawa harum nama KBB. Jadi kalau urusan bonus saja hingga kini Pemkab belum memberikan kejelasan, ia malah heran.
“Kita pengcab bersama atlet, pelatih dan mekanik sudah berjuang mati-matian demi mengangkat nama daerah, kok masih saja seperti ini? Kenapa ya?”, keluhnya.
Editor: Maji