Sejumlah pengusaha travel di Cianjur, Jawa Barat, harus kehilangan omzet hingga ratusan juta rupiah akibat terus merebaknya virus Corona (Covid-19).
DARA | CIANJUR – Para pengusaha jasa wisata yang biasa melayani perjalanan wisata domestik ataupun mancanegara itu, terpaksa kehilangan wisatawan karena ditutupnya sejumlah destinasi wisata.
Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Cianjur, Dadang Purnama, mengatakan, sejak berkembangnya virus Corona di sejumlah negara Asia hingga Eropa, jasa tour and travel tanah air termasuk Cianjur lesu.
Kondisinya semakin parah ketika sudah ditemukan pasien suspect Corona di Indonesia. Tidak hanya wisatawan ke luar negeri, wisata domestik pun alami penurunan.
“Banyak wisatawan yang menunda perjalanan mereka. Saya sendiri ada yang sudah mau wisata ke Cianjur dari Jakarta, karena Corona ini jadi ditunda sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Ada beberapa rombongan dengan puluhan orang wisatawan yang mau datang itu,” kata Dadang kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).
Selain wisatawan yang datang ke Cianjur, sejumlah travel yang masuk dalam Asosiasi dan menjalankan usaha karya wisata ke Jakarta juga mengalami nasib yang sama.
Apalagi dengan keluarnya kebijakan untuk menunda karya wisata dan sejumlah tujuan wisata di kota besar, seperti Jakarta yang ditutup sementara akibat Corona.
Kebijakan di sejumlah negara setelah ditetapkannya Corona sebagai pandemi oleh WHO, lanjut Dadang, juga membuat wisatawan asing dari berbagai negara batal berangkat ke Cianjur. Diantaranya dari Eropa dan wisatawan Timur Tengah.
“Seharusnya bulan ini, tepatnya sebelum bulan Ramadhan itu jadi musimnya wisatawan Timur Tengah ke Cianjur. Tapi kan dari pemerintahannya ada yang melarang bepergian ke luar negeri, termasuk ke Indonesia, jadinya Cianjur juga sepi wisatawan asing sekarang,” paparnya.
Akibat lesunya aktivitas wisata, para pengusaha tour and travel di Cianjur kehilangan omset mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah. Namun khusus di Cianjur belum ada pengusaha yang merumahkan karyawannya, karena kebanyakan masih memiliki simpanan darurat.
“Biasanya sebulan yang agen travel kecil itu dapat omset Rp 20 juta sampai Rp 30 juta, sekarang nol tidak ada pemasukan sama sekali. Yang biasanya ratusan juta per bulan juga turun drastis. Sekarang berat menjalankan bisnis travel, tapi kami masih mengharapkan ada perbaikan pada Juli sampai Agustus, terutama untuk wisatawan asing yang datang ke Indonesia khususnya Cianjur,” tuturnya.
Senada, Direktur Travel Umroh PT Krisma, Saleh Ihsan, mengungkapkan, imbas dari penyebaran virus Covid-19 membuat aktvitas wisata ke negara di Asia menjadi sepi.
Biasanya, dalam sebulan bisa dua kali pemberangkatan wisatawan Cianjur dan kota lain di Jawa Barat ke Singapura ataupun Malaysia. Tetapi sebulan terakhir, tidak ada satupun kelompok wisata yang berangkat.
“Sama sekali tidak ada agenda wisata. Ada yang sudah mau berangkat juga menunda pemberangkatan jadi di Juni atau Juli. Karena mungkin mereka juga takut, mengingat di Singapura sudah ada yang terpapar Corona,” kata Saleh.
Dia mengaku saat ini hanya mengandalkan tabungan untuk menggaji karyawan, dengan tidak adanya agenda wisata. “Kalau di rumahkan kasihan, apalagi menjelang Ramadhan. Jadi sebisa-bisanya saja mengatur keuangan yang ada,” ucapnya.***
Editor: Muhammad Zein