Literasi keuangan di Indonesia sangat jarang dilakukan karena umumnya budaya di keluarga yang tabu membicarakan keuangan di depan anak anak.
LITERASAI – keuangan bukan sekedar mengenalkan uang kepada anak usia dini, melainkan sebuah konsep bagaimana mengenalkan anak tentang pengelolaan pengeluaran keuangan secara bijak dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan sehingga anak bisa membedakan mana yang konsumtif dan produktif.
Pengenalan tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan pada anak akan membuat anak terbiasa dengan pengendalian diri dalam pengeluaran uang. Karena seorang anak perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar untuk membuat keputusan pribadi yang penting bagi dirinya.
Cara pendidikan Literasi Keuangan dapat dimulai dari keluarga yang merupakan sumber pertama anak dalam pengenalan dan cara pengelolaan keuangan dengan baik. Pengalaman baru dan edukasi sangat diperlukan baik tentang penggunaan uang, pemilihan antara kebutuhan dan keinginan.
Beberapa tips Literasi Keuangan pada anak :
– Menyediakan buku bacaan yang berisi tentang pendidikan keuangan
– Mengenalkan anak tentang konsep keuangan dengan bahasa anak usia dini (Menabung). Dengan menabung anak juga belajar untuk tidak menggantungkan kebutuhan finansial sepenuhnya kepada orang tuanya. Contohnya pada saat anak menginginkan mainan maka orang tua dapat mengajarkan anak untuk menabung terlebih dahulu agar mendapatkan apa yang diinginkannya.
– Mengenalkan anak pada lembaga keuangan perbankan, dengan cara mengajak anak ke bank atau membukakan tabungan anak di bank dan mengajak anak untuk melakukan transaksi menabung di bank
Mengenalkan budaya berbagi pada orang yang mempunyai kemampuan keuangan yang kurang.
Salah satu hal yang dapat mematikan kreativitas anak adalah memberikan Hadiah, banyak orang tua beranggapan bahwa dengan memberikan hadiah dapat meningkatkan motivasi anak. Namun ternyata dalam pemberian hadiah justru dapat merusak motivasi intrinsik dan kreativitas dalam diri anak.
Untuk itu, 4 orang mahasiswa Universitas Pamulang menggelar Kegiatan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat (PMKM) tahun 2021 di Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Gurame Depok, di Depok Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Empat orang mahasiswi yakni, Raihan Muhammad Akbar, Hany Maratussolihah, Tika Dara Anggraini dan Rika Indriani Trianadan Ibu Lioni Indrayani, S.E.., M.M. selaku Dosen pembimbing, yang memberikan edukasi kepada Ibu – ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengenai Pentingnya Membangun Pola Pikir Anak dalam Mengelola Keuangan Sejak Dini.
Tema kegiatan yang diangkat yakni “Pentingnya Membangun Pola Pikir Anak dalam Mengelola Keuangan Sejak Dini.”
Kegiatan tersebut didampingi seorang dosen pembimbing. Para mahasiswa tersebut memberikan presentasi dan sosialisasi tentang literasi keuangan, pentingnya literasi keuangan untuk anak usia dini. Banyak permasalahan yang muncul dengan rendahnya literasi keuangan.
Kesalahan dalam pengolahan finansial seperti pengetahuan tentang kartu kredit, tingkat tabungan yang negatif dan kebangkrutan dalam suatu usaha karena ketidakmampuan dalam mengelola finansial yang menyebabkan banyak negara mengadopsi kebijakan pendidikan literasi keuangan di sekolah.
Tujuan kegiatan itu, Ibu-ibu di Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) termotivasi untuk meningkatkan kreativitasnya serta mengajarkan anak untuk mengatur keuangan lebih baik lagi. Hal itu pun dapat membantu perekonomian keluarga di di Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Gurame Depok .
Editor : Maji