Penuhi Kebutuhan, 25 KK Transmigran Jabar jadi Kuli Bangunan

Senin, 20 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kadisnakertrans Provinsi Jawa Barat, Mochammad Ade Afriandi (berdiri di depan, ke tiga dari kiri) di tengah transmigran asal Jawa Barat. Foto: IG disnakertransjabar

Kadisnakertrans Provinsi Jawa Barat, Mochammad Ade Afriandi (berdiri di depan, ke tiga dari kiri) di tengah transmigran asal Jawa Barat. Foto: IG disnakertransjabar

DARA | BALANGAN, Kalsel Sebanyak 25 KK transmigran asal Jawa Barat di UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) Lajar Papuyuan,  Desa Matang Hanau, Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Sel terpaksa “banting stir”/alih profesi.  Untuk memenuhui kebutuhan sandang dan pangan, mereka menjadi kuli bangunan di Kabupaten Tabalong.

“Akhirnya, dari 25 KK ini yang masih bertahan sebanyak 14 KK. “Sisanya mencari penghasilan di luar wilayah Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT),” demikian siaran pers Disbaker Provinsi Jawa Barat, yang dikirim Senin (20/5/2) malam.

Siaran pers itu mengungkapkan, transmigran asal Jabar itu berasal dari Kampung Sindangasih Desa Sirnasari Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang, yang terdampak proyek pembangunan Waduk Jatigede. Awalnya saat mereka menghuni dan mengolah lahan UPT Papuyuan tidak ada masalah, para transmigran mampu panen padi dan tanaman palawija lainnya.

Namun sejak 2013 sering gagal panen karena lahan pertaniannya yang memang berada di lahan gambut itu, yang airnya sudah tidak bisa surut lagi hingga sekarang. Faktor lainnya, saluran air sungai yang sudah menyempit dipenuhi tumbuhan.

Aliran air itu berasal dari wilayah Kabupaten Tabalong serta air limbah  proyek pertambangan batubara. Untuk keberlangsungan pertanian, sejak 2013 Pemkab Balangan memberi bibit sawit utuk ditanam dan diolah transmigran.

Pohon Sawit ini tumbuh memenuhi lahan UPT. Namun sudah tujuh tahun sejak tumbuh, tidak pernah berbuah karena pohon sawitnya terendam sepanjang tahun.

Kadisnakertrans Jawa Barat, Mochammad Ade Efriandi, di lokasi UPT Lajar Papuyuan, didampingi Kadisnakertrans Kabupaten  Balangan, Kabid Transmigrasi Disnakertrans Provinsi  Kalimantan Selatan  dan rombongan, bersikaturahim dengan 14 KK transmigran asal Jabar di Balai Pertemuan RW. Inti pertemuan, menjelaskan upaya yang akan tiga lembaga tersebut untuk  mencari solusi atas permasalahan di UPT itu.

Upaya yang telah dan sedang dilakukan, yakni membuat kajian teknis pengelolaan air lahan gambut dan tanggul UPT Lajar Papuyuan. Pengelolaan air lahan gambut, untuk mengatur aliran air dr Lajar Papuyuan ke aliran sungai.

Namun karena sumber air masuk berasal dari Kabupaten Tabalong (lintas wilayah) maka kewenangan Pemprov Kalimantan Selatan yang harus menindaklanjutinya. Selain itu, usulan normalisasi aliran sungai dari lahan gambut telah dimasukkan dalam Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) Pemprov Kalimantan untuk APBN 2020.

Selain upaya itu, masih dalam siaran pers, upaya yang sudah dilakukan Pemkab Balangan yakn, 2017 kawasan sudah dialiri listrik, 2018 hak milik atas tanah sudah dipenuhi melalui Prona, dan pada 2018 air bersih sudah masuk UPT.

Disnakertrans Jawa Barat, Disnakertrans Kalimantan Selatan, dan Disnakertrans Balangan, bekerja sama utk memberi keyakinan dan kepastian masa depan UPT Lajar Papuyuan. Ketiga lembaga tersebut sepakat saling menguatkan dalam  normalisasi kawasan trans yang terendam banjir akan diupayakan melalui pembiayaan APBN, dengan mendorong Menteri Desa PDTT agar Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) masuk prioritas 2020.

Penguatan kedua, Disnakertrans Jawa Barat sedang menajamkan model program Smart Trans, yang diharapkan kemampuan transmigran asal  daerah ini dapat meningkat, sehingga taraf hidupnya pun dapat meningkat. Penguatan ketiga, memulai model piloting smart trans diperlukan kerjasama antardaerah, yang dapat mensinergikan peran Disnakertrans Jawa Barat  dengan Disnakertrans Kalimantan Selatan, dan Disnakertrans Balangan.

Kadisnakertrans Jawa Barat, menjelaskan konsep smart trans itu adalah upaya Pemprov Jaawa Barat cq Disnakertrans setemoat menggeser model transmigrasi, bukan memindahkan kemiskinan dari Jawa Barat ke provinsi tujuan. Selain itu juga tetap memelihara dan membina hubungan emosional antara Pemprov Jawa Barat dengan transmigran asal Jawa Barat di daerah lokasi transmigrasi.

“Smart Trans itu menghadirkan calon transmigran dan transmigran di daerah tujuan transmigrasi agar terampil  ‘olah lahan produksi’, ‘terampil olah hasil produksi’, dan ‘terampil olah pasar hasil produksi’,” ujar Ade.

Ia memandang, UPT Lajar Papuyuan perlu dijadikan piloting smart trans, di antaranya untuk re-skilling dan up-skilling transmigran dari petani padi dengan terampil bercocok tanam aquaponik/hidroponik karena lingkungan UPT tersebut dipenuhi air. “Untuk itu dapat dihadirkan mobile training unit (MTU) di lokasi transmigrasi ini utk melatih sesuai potensi wilayahnya.” katanya.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
TEDxSampoerna University 2025: Dorong Generasi Z untuk Siap Menghadapi Tantangan Global dengan Tema “UpNex”
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang
Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari
Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:55 WIB

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025

Jumat, 28 Februari 2025 - 18:43 WIB

Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:21 WIB

Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:12 WIB

Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB