Penyebaran Paham Radikal Terpengaruh Konflik Timur Tengah

Selasa, 20 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wawan Purwanto, Jubir BIN/ foto:net)

Wawan Purwanto, Jubir BIN/ foto:net)

DARA| JAKARTA – Penyebaran paham radikal dan terorisme di Indonesia, kata Juru Bicara Badan Intelenjen Negera (BIN) Wawan Purwanto, dipengaruhi konflik bersenjata yang terus berlangsung di Timur Tengah, seperti di Irak, Suriah, Yaman, dan Libya. Banyak ajaran-ajaran dari medan perang di Timur Tengah dibawa ke Indonesia.

Ayat-ayat yang turun dalam peperangan banyak disampaikan di Indonesia, sehingga akhirnya masyarakat banyak yang lantas menerima berita-berita atau ajaran-ajaran berbeda, intoleransi, ujaran kebencian, ataupun takfiri, mengkafirkan pihak lain. Juga menyitir ayat-ayat tanpa menyebutkan sebab turunnya ayat, akhirnya masyarakat terbawa emosional serta memanas.

Para penceramah radikal, kata Wawan, dilansir VOA mengajak jamaah ikut berperang atas nama jihad ke wilayah-wilayah konflik, seperti Marawi di Filipina Selatan. Mereka juga ada yang mengajak jamaah masjid untuk meyakini dan mulai bergerak untuk membangun negara khilafah di Indonesia.

Menurut Wawan, BIN melansir data 41 masjid di lingkup pemerintah yang sudah terpapar radikalisme dan terorisme itu untuk memberi peringatan dini kepada masyarakat. Diharapkan masyarakat ketika mendengarkan ceramah atau khotbah untuk mencerna apakah ajaran yang disampaikan sesuai atau tidak dengan ajaran Islam yang sesungguhnya atau mengandung unsur-unsur radikal.

Lebih lanjut Wawan mengungkapkan penyebaran paham radikal dan terorisme dari Timur Tengah lebih banyak disampaikan melalui media-media sosial, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah canggih.

Hal ini, kata Wawan, diperparah oleh penyampaian dari dai-dai radikal yang menceritakan bagaimana kondisi masyarakat muslim di Timur Tengah yang menderita akibat perang. Hal ini mampu mengaduk emosi masyarakat dan menebar kebencian terhadap pihak-pihak yang dianggap musuh umat Islam.

Untuk mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme, lanjut Wawan, BIN menggandeng beragam pihak di masyarakat dan pemangku kepentingan, termasuk tokoh agama, elite, organisasi kepemudaan untuk ikut meredakan ketegangan karena ada perbedaan.

Lebih lanjut Wawan mengatakan BIN juga berkomunikasi dengan pimpinan kampus-kampus yang telah terpapar radikalisme dan terorisme.

Soal guru agama yang terpapar radikalisme, Wawan meminta perlu ada pencerahan terhadap guru-guru agama bersangkutan agar jangan sampai terpapar dan menyebarluaskan ajaran intoleran itu kepada murid-muridnya.***

Editor: denkur

 

 

Berita Terkait

Makan Bergizi Gratis Dimulai Serentak Senin Besok, Berikut Lokasi 190 Dapur Umum se-Indonesia
Pernah Gugat Presidential Threshold, Tamsil Linrung Apresiasi Putusan MK
Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Minta Persiapan Teknis HPN 2025 Dimulai Pekan DepaN
BBM Subsidi 2025: Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan Sesuai Kuota dan Skema Pemerintah
LaNyalla Apresiasi MK Hapus PT 20 Persen, Harap Jadi Momentum Perubahan Fundamental
Tokoh Pers Nasional Atmakusumah Astraatmadja Meninggal Dunia
Semalam Kapolri Cek Pengamanan Perayaan Momen Tahun Baru 2025 di Bundaran HI
Ketua Dewan Pers Apresiasi Polri atas Dukungan dalam Menjaga Kemerdekaan Pers
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 5 Januari 2025 - 19:40 WIB

Makan Bergizi Gratis Dimulai Serentak Senin Besok, Berikut Lokasi 190 Dapur Umum se-Indonesia

Sabtu, 4 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pernah Gugat Presidential Threshold, Tamsil Linrung Apresiasi Putusan MK

Sabtu, 4 Januari 2025 - 11:55 WIB

Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Minta Persiapan Teknis HPN 2025 Dimulai Pekan DepaN

Jumat, 3 Januari 2025 - 17:37 WIB

BBM Subsidi 2025: Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan Sesuai Kuota dan Skema Pemerintah

Jumat, 3 Januari 2025 - 09:14 WIB

LaNyalla Apresiasi MK Hapus PT 20 Persen, Harap Jadi Momentum Perubahan Fundamental

Berita Terbaru