Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen dalam melakukan integrasi materi kesehatan ke dalam pembelajaran sesuai ruang lingkup masing-masing kementerian.
DARA | Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Kemenkes, Kemendikbud, dan Kemenag sekaligus launching perangkat ajar kesehatan yang dilaksanakan di Balai Sudirman, Jakarta Selatan pada Senin (4/12/2023).
Ini juga menandai sebuah integrasi dan kolaborasi untuk bersatu sehatkan anak bangsa dalam memberikan perubahan positif bagi peningkatan literasi kesehatan masyarakat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Kemenkes, Kemendikbud, Kemenag bertanggung jawab atas 280 juta rakyat Indonesia pada 7 tahun ke depan untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.
“Untuk menjadi negara maju, pendapatannya harus Rp 15 juta per bulannya. Nah, gimana caranya bisa sampai ke situ dengan pendapatan Rp 15 juta? Yah, masyarakatnya harus pintar dan sehat karena kalau nggak sehat, stunting, nggak mungkin pintar, dan kalaupun pintar tapi nggak sehat berbaring terus di rumah sakit, yah, nggak ada gunanya juga,” kata Menteri Budi.
Menteri Budi melanjutkan untuk menjadi sehat, intervensi yang paling penting dilakukan adalah menjaga agar tetap sehat dan bukan mengobati orang sakit.
“Menjaga orang agar sehat itu dua, satu orangnya mesti tahu, mesti ngerti, mesti dididik, gimana caranya hidup sehat, promotif kalau bahasa kerennya, yang kedua dia mesti berperilaku, bertindak, hidup dengan gaya sehat, namanya preventif jangan sampai sakit,” kata Menteri Budi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik upaya bersama ini. Pihaknya meyakini integrasi materi kesehatan dalam kurikulim pendidikan dalam upaya menciptakan generasi yang lebih baik ke depan.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pak Menteri Kesehtaan diberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan ini. Kementerian agama selain sebagai kementerian yang mengatur tugas tugas keagamaan juga tugas tugas pendidikan,” ujar Menag Yaqut.
Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Ir Suharti mengatakan potensi gerakan hidup sehat sangat luar biasa dengan dukungan 60 juta siswa dan 3 juta guru yang ada di seluruh indonesia.
Dengan adanya kegiatan ini kita juga bisa memanfaatkan platform indonesia mengajar. Bekerjasama dengan Kemenkes, bisa bersama sama mengkurasi materi yang disampaikan oleh guru untuk bisa disebarkan ke seluruh indonesia. Dengan platform indonesia mengajar, guru-guru bisa saling belajar,” tutur Suharti.
“Kami juga siap melakukan diseminasi, memastikan perangkat ajar kesehatan bisa dikuasai oleh semua guru. Dan anak anak kita bisa sehat untuk menuju indonesia emas 2045,” imbuhnya.
Menteri Budi berterima kasih karena diberikan kesempatan memasukkan bahan ajar kesehatan baik dari lingkungan, makanan, maupun dari perilakunya dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Akhir (SMA).
“Kalau semua anak-anak kita sudah mengetahui bagaimana menjaga agar tetap hidup sehat tidak masuk rumah sakit mereka akan jauh lebih produktif, kalau produktif mereka akan mampu mendorong pendapatan perkapita rata-rata 15 juta,” kata Menteri Budi.
Dalam kegiatan launching tersebut, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Endang Sumiwi menyampaikan, terdapat 22 topik kesehatan perilaku sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah dan yang dapat ditularkan kepada seluruh anggota keluarga.
Topik tersebut berfokus pada perilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan, hingga ke siap siagaan bencana.
“Melalui 22 topik tersebut diharapkan ada kompetensi yang dimiliki peserta didik tentang topik kesehatan tersebut di setiap fase dan jenjang pendidikan,” kata Direktur Endang.
Direktur Endang melanjutkan pengembangan perangkat ajar kesehatan tersebut bekerja sama dengan praktisi kesehatan dan pendidikan, organisasi profesi IDAI, Perki, PDSKJI, Psikolog anak, Kemendikbudristek, dan Kemenag sejak akhir tahun 2022.
Progres pengembangannya, yakni sebanyak 19 perangkat ajar kesehatan telah diunggah di platform Merdeka Mengajar, 27 perangkat ajar kesehatan dalam proses kurasi, 11 perangkat ajar kesehatan siap diusulkan untuk kurasi, dan 94 perangkat dalam proses pengembangan dan finalisasi.
“Sudah ada perangkat ajar kesehatan yang paling banyak diunduh oleh guru per November 2023. Pertama, Komik Hore adalah edukasi untuk penyakit TBC (tuberkulosis) dan ini paling banyak diunduh untuk SD kelas 1 dan 2,” ujar Direktur Endang.
“Kemudian yang paling banyak diunduh kedua adalah ‘Faktor Obesitas pada Anak’ untuk fase C, yaitu SD kelas 5 dan 6. Yang paling banyak diunduh ketiga adalah Komik Makan Gizi Seimbang ini untuk fase C, yaitu SD kelas 5 dan 6,” imbuhnya.
Perangkat tersebut telah diuji coba pada peserta didik serta uji coba pedoman integrasi perangkat ajar kesehatan dalam Kurikulum Merdeka kepada guru dan tenaga kependidikan dan petugas puskesmas.
Uji coba dilakukan di tujuh provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.***(Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes)
Editor: denkur