Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman menyatakan dalam kondisi sekarang diperlukan pahlawan untuk berjuang di garda terdepan. Pahlawan sekarang adalah orang-orang yang memiliki kemampuan khusus di bidang laboratirium Covid-19.
DARA | GARUT – Menurut Helmi, pahlawan sekarang adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan khusus, salah satunya adalah yang akan dilatih untuk memperoleh keterampilan khusus di bidang laboratirium.
“Saudara-saudara sekarang ikut pelatihan untuk kita persiapkan jadi pahlawan dan pejuang untuk memerangi Covid -19,” ujar Helmi di hadapan para analis tenaga laboratorium dan petugas tim kesehatan dari puskesmas, rumah sakit dan klinik di Hotel Villa Rancabango, Selasa (29/9/20).
Helmi pun berharap, dengan meningkatnya kapasitas petugas laboratorium dapat menambah jumlah pemeriksaan dalam rangka penanganan antisipasi penyebaran Covid19.
Menurut Helmi, saat ini Indonesia membutuhkan pejuang baru yang memiliki keterampilan khusus di bidang Laboraturium untuk menghadapi perang melawan Covid -19. Ia menyebut, kemampuan laboratorium sangat dibutuhkan untuk tracking dan tracing penyebaran Covid-19.
“Persiapan upaya peningkatan kapasitas petugas laboraturium ini guna mengantisipasi dan menekan angka penyebaran COVID-19 di Kabupaten Garut,” ujarnya.
Berdasarkan catatan terakhir, sebut Helmi, grafik peningakatan Covid-19 belum ada tanda tanda turun, secara nasional tercatat sebanyak 4800 kasus. Maka dari itu, Jakarta melakukan PSBB, kemudian Garut melakukan PSBM, namun, tanda-tanda ke arah turun itu belum terlihat, dikarenakan hanya beberapa persen masyarakat yang memakai protokol kesehatan.
Mirisnya lagi, lanjut Helmi, ada satu survei dari Bogor yang menyatakan jika 15 persen menganggap Covid-19 sebagai hoax, konspirasi dan sebagainya, 35 persen ragu dan 50 persen bahkan tidak peduli.
Menurut Helmi, andaikan Garut seperti itu, maka tanda-tanda terkonfirmasi positif Covid-19 untuk turun itu tidak terlihat, dan tim kesehatan harus siap, sebab semuanya akan tergantung pada tim tracking dan tracing.
Ia pun kembali mengingatkan untuk terus memakai pakaian pelindung (APD).
“Pakai prosedur yang baik dan ketat, dan juga harus ada perhatian yang khusus dari dina. Tentu ini merupakan upaya mempersiapakan diri kita agar kita tidak kecolongan. Ini saatnya negara sedang memerlukan kita kita sekalian,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Yodi Sirojudin, menyebutkan, dengan keterbatasan para petugas operator PCR (Polymerase Chain Reaction) di rumah sakit, Dinkes juga melakukan rekrutmen di rumah sakit.
“Sudah terekrut 10 orang untuk operator PCR. Peserta adalah para petugas laboratorium puskesmas dan rumah sakit yang menerima pasien Covid-19,” ucapnya.
Melalui kegiatan yang digelar selama dua hari ini, ujar Yodi, diharapkan kapasitas petugas laboratorium meningkat, selain menambah jumlah pemeriksaan sehingga dalam penanganannya bisa lebih optimal untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Kabupaten Garut.***
Editor: denkur