Hujan deras dengan intensitas tinggi khususnya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyebabkan beberapa wilayah kembali terendam banjir.
DARA | BANDUNG – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, hingga Senin (17/2/2020), selain banjir juga terjadi longsor dan tanggul jebol di beberapa titik.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara mengungkapkan, para personil BPBD yang semula terkonsentrasi di posko siaga darurat di Soreang, kini difokuskan di Pos Lapangan BPBD Baleendah.
“Kami kerahkan semua personil kecuali Pusdalops, untuk fokus di Pos Lapangan BPBD di Baleendah. Ini kami lakukan sebagai upaya percepatan penanggulangan kebencanaan,” ujar Akhmad Djohara di Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2/2020).
Sejumlah wilayah yang kembali tergenang banjir, di antaranya Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang dan Rancaekek. Di Dayeuhkolot tercatat Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 10-150 cntimeter, Baleendah berkisar 20-170 centimeter, Bojongsoang 10-90 cenimeter dan Rancaekek 10-110 centimeter. Menggenangi sebanyak 14.243 rumah, 78 tempat ibadah dan 48 sekolah.
Sementara untuk akses jalan yang tergenang, antara lain Jalan Andir-Katapang dengan TMA 10-140 centimeter dan Jalan Raya depan Metro 10-40 centimeter, tidak disarankan untuk dilalui. Namun untuk Jalan Raya Baleendah-Dayeuhkolot 30 centimeter, Jalan Raya Banjaran-Dayeuhkolot 20 centimeter dapat dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4.
“Sebanyak 32.679 KK (kepala keluarga) dan 105.836 jiwa warga terdampak. Sedangkan untuk pengungsi sebanyak 142 KK dan 417 jiwa yang tersebar di beberapa titik di Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang,” katanya.
Banjir dengan TMA mencapai 10-50 centimeter juga menggenangi Kempung Mekarwangi, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi serta Kempung Cikeusik dan Muara, Desa Panyadap, Kecamatan Solokanjeruk. Sebanyak 460 KK dan 880 jiwa warga terdampak genangan akibat tanggul jebol.
“Meningkatnya debit air sungai di beberapa titik, menyebabkan jebolnya TPT (Tembok Penahan Tanah). Selain di Cileunyi dan Solokanjeruk, akibat meluapnya Kali Ciguruwik (Cileunyi) dan Sungai Cisunggalah (Solokanjeruk), beberapa TPT lain juga mengalami jebol akibat material tanah yang terkikis aliran air. Untuk di Cileunyi, Dinas PUTR tengah mengupayakan bantuan berupa bronjong untuk menutup,” jelasnya.
Tercatat, pada Sabtu (15/2/2020), sebuah tanggul di Kampung Lio, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg jebol akibat meluapnya air sungai dan terkikisnya material tanah, sehingga air menggenangi pemukiman dan sawah.
“Masih di hari yang sama, juga terjadi tanggul jebol di Kampung Sulaksana, Desa Margamulya, Kecamatan Pasirjambu. Mengakibatkan badan jalan desa tertutup sepanjang 5 meter, dan setinggi 10-15 centimeter,” terangnya.
Satu jenis bencana lainnya yaitu longsor, masih di hari yang sama, terjadi di Kampung Bukitmulya, Kelurahan Manggahang, Kecamatan Baleendah. Material longsoran dari tebing setinggi 20 meter, akibat hujan deras dan tanah yang labil, menimpa 4 rumah warga. Sebanyak 1 KK diungsikan ke rumah kerabat terdekat.
Dalam rangka penyaluran bantuan logistik maupun penanganan seluruh kejadian bencana, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan aparat pemerintah desa dan kecamatan setempat.
“Curah hujan yang tinggi diperkirakan akan berlanjut hingga akhir Februari atau awal Maret 2020. Kami mengimbau masyarakat, untuk tetap waspada. Untuk percepatan penanganan kejadian, atau bila ada warga yang belum tersentuh bantuan logistik, silakan hubungi Pusdalops PB di (022) 85872591,” jelasnya.***
Editor: Muhammad Zein