DARA | CIANJUR – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Jawa Barat dianggap paling tinggi dalam skala nasional. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan, saat ini prevalensi peredaran dan penyalahgunaan narkoba berada pada angka 3-5 persen.
Kepala BNN Republik Indonesia, Komjen Heru Winarko, mengatakan, angka tersebut merupakan prevalensi pada remaja yang berada di Jawa Barat. Ia menyebutkan, target yang diincar pengedar sampai saat ini adalah kalangan muda.
“Kondisi yang ada sangat berbahaya. Jangan sampai bonus demografi kita hilang karena narkoba ini,” ujar Heru, seusai kegiatan Deklarasi Anti Narkoba di Gedung Assakinah, Cianjur, Selasa (13/8/2019).
Karena itu, lanjut Heru, BNN memfokuskan diri lebih mengawasi wilayah Jawa Barat. Apalagi di daerah ini banyak wilayah yang berdekatan dengan kota Jakarta dan kawasan pelabuhan serta perairan yang memudahkan transportasi laut.
“Seperti penyangga ibukota, Cirebon, hingga Sukabumi perlu diperhatikan karena memiliki jalur masuk narkoba. Maka dari itu, BNN bekerjasama dengan Angkatan Laut dan beacukai untuk mencegah terjadinya peredaran di lokasi-lokasi vital,” katanya.
Apalagi, tercatat hingga sekarang jaringan internasional banyak mengedarkan narkotika melalui jalur darat maupun laut. Ia mengatakan, jaringan tersebut banyak mengedarkan sabu dan ganja.
“Jabar juga perlu diperhatikan karena 20 persen penduduk Indonesia ada di provinsi tersebut. Tidak heran jika Jabar menjadi provinsi terpadat di Indonesia. Dengan begitu, jika peredaran dan penyalahgunaan narkotika bisa dibersihkan atau diturunkan, maka secara tidak langsung angka skala nasional pun bisa berkurang,” ujarnya.
Ke depannya, lanjut Heru, akan menjadi sangat penting agar semua masyarakat bahu membahu mencegah peredaran narkoba. Heru mengimbau, agar dilakukan tangkap tangan jika ada kegiatan penyalahgunaan narkoba.
Seluruh pihak bisa menyerahkan penyalahguna narkoba tersebut kepada BNN atau kepolisian untuk diproses lebih lanjut. “Upaya yang dimulai dari desa itu bisa menurunkan prevalensi yang sudah ada sekitar 2 persen. Kami ingin Jabar bisa dikendalikan,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan