DARA | BANDUNG – Kondisi perekonomian di Jawa Barat masih memiliki prospek untuk berkembang, karena laju pertumbuhan ekonomi (LPE) kini mencapai 5,8 persen. Dilatarbelakangi kondisi tersebut, kawasan industri terpadu siap diluncurkan.
Demikian kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam keterangannya kepada, wartawan, di Bandung, Rabu (25/9/2019).
Ia menyebutkan, salah satu alasan industri terpadu diluncurkan ketika LPE tumbuh positif. “Karena industri di Jawa Barat telah memberikan kontribusi terbesar pada PDRB dengan prosentase mencapai 42 persen.”

Untuk mewujudkan pengembangan industri, lanjut dia, sudah menyiapkan tata ruang. Desain tata ruang yang disusun untuk pengembangan industri, di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Khusus untuk KEK, menurut dia, industri yang akan dibangun harus berorientasi pada pengembangan produk yang bisa diekspor. Dalam rangka pengembangan kawasan industri terpadu ia sudah merancang beberapa rencana kebijakan.
“Pertama, pengembangan tenaga kerja untuk penduduk lokal di daerah pusat industri. Kedua, pemberian keringanan beban pajak mencapai 200 persen, dan ketiga insensif rumah untuk para buruh,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provonsi Jawa barat, Arifin Sudjayana, menuturkan, untuk memantapkan rencana kawasan ekonomi terpadu diselenggarakan FGD yang menghadirkan pelaku usaha, kabupaten/kota serta pemerintah pusat.
Langkah ini, ia harap mampu menyukseskan kawasan industri terpadu di beberapa lokasi, di antaranya di kawasan segitiga mas. Rencana ini merupakan bagian dari rencana program industri juara.
“Jika rencana ini sukses, pertumbuhan ekonomi berpeluang tumbuh di atas 6 persen,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan