Kabupaten Cianjur, termasuk salah satu daerah yang berada pada sesar Lembang dengna indeks risiko bencana berada pada peringkat pertama di Indonesia. Karena itu itu tak kurang dari 16 kecamatan kini telah dipasangi intensity meter.
Irfan Sofyan, menyebutkan, alat itu merupakan bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Kita pasang di 16 kecamatan, terutama di wilayah kecamatan yang berada di Cianjur bagian selatan yang memang rentan dengan potensi gempa bumi,” ujar Irfan.
Fungsi alat ini, lanjut dia, untuk mengetahui intensitas guncangan gempa bumi yang berpotensi terhadap kerusakan bangunan, untuk mengirim data hasil pengamatan ke BMKG melalui internet secara otomatis, serta untuk mengetahui percepatan tanah maksimum akibat gempa bumi. “Jadi, hasil pengamatan tingkat guncangan ini kemudian dianalisis untuk dijadikan salah satu parameter memonitor potensi tingkat dampak kerusakan,” katanya.
Ia menuturkan, pemasangan intensity meter di Kabupaten Cianjur relatif cukup banyak. Dari 66 titik yang tersebar di Jawa Barat, sebanyak 16 alat di antaranya di Kabupaten Cianjur. “Berarti sisanya sebanyak 50 unit alat disebar di 26 kota dan kabupaten lainnya. Selain di Jabar, BMKG juga dipasang di Banten sebanyak 28 titik dan di Bali dipasang di 50 titik,” ucapnya.
Pemilihan lokasi pemasangan intensity meter di 16 kecamatan itu berdasarkan pemetaan BMKG. BPBD Kabupaten Cianjur hanya sebatas memberikan masukan terhadap daerah-daerah yang terpetakan rentan terjadi gempa.
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan