Wilayah Kabupaten Bandung yang luas menimbulkan sejumlah permasalahan terutama dalam bidang pelayanan publik.
DARA| BANDUNG- Calon Bupati nomor urut 1, Kurnia Agustina, mengatakan berdasarkan hasil turun langsung ke lapangan, dirinya banyak mendapat pelbagai keluhan masyarakat yang harus ditingkatkan agar pelayanan masyarakat bisa ditingkatkan.
Dia menyontohkan dengan wilayah yang luas, menjadikan informasi dari pemerintah daerah lambat diterima oleh masyarakat.
“Banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah supaya kedepannya bisa ditingkatkan. Terutama sistem informasi. Dari hasil turun ke lapangan, ternyata banyak informasi yang tidak sampai ke tingkat RW dan RT,” tutur Kurnia Agustina saat berkampanye di Cimenyan, Minggu (15/11/2020).
Wilayah yang terlampau luas diakui Calon Bupati yang akrab disapa Teh Nia ini, memiliki risiko timbulnya masalah. Kecamatan Cimenyan misalnya yang harus melintasi Kota Bandung untuk mengurus keperluan di Soreang.
Sistem informasi yang menjadi kendala membuat tidak sedikit masyarakat belum mengetahui jika selama ini ada layanan terpadu. Layanan terpadu ini akan ditingkatkan menjadi 34 jenis layanan apabila pasangan calon NU Pasti Sabilulungan terpilih memimpin Kabupaten Bandung lima tahun kedepan.
“Armada pelayanan terpadu akan diperbanyak untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat,” ujarnya.
Dengan demikian, maka masyarakat yang berada jauh di pelosok tidak harus ke Soreang hanya untuk mengurus layanan, seperti administrasi kependudukan.
Teh Nia juga menyadari jika banyak masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus administrasi kependudukan karena terbentur masalah pekerjaan. Sehingga pihaknya telah merancang terobosan pelayanan masyarakat yang bisa diakses dari manapun dan kapanpun.
“Misalnya untuk mengurus administrasi kependudukan seperti KTP dan KK akan bisa langsung melalui aplikasi WhastApp. Atau melui aplikasi khusus, sehingga layanan masyarakat kedepan harus berada di dalam genggaman,” paparnya.
Aplikasi memang diperuntukan bagi masyarakat yang menguasai teknologi, namun diakuinya di Kabupaten Bandung masih ada kendala dalam penguasaan gawai atau terkendala jaringan.
“Untuk masalah jaringan, interkoneksi wilayah dengan fiber optik akan terus dilakukan. Bagi yang masih belum menguasai teknologi tetap akan didampingi juga dilayani dengan sistem pelayanan terpadu dengan armada mobile,” tutupnya.
Editor : Maji