Permukaan Air Waduk Cirata Surut Akibat Musim Kemarau

Minggu, 1 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: dara.co.id/Purwanda

Foto: dara.co.id/Purwanda

DARA | BANDUNG  —  Permukaan air Waduk Cirata, Kabu Cianjur, Jawa Barat menyusut akibat musim kemarau. Penyusutan diperkirakan sudah mencapai 3-5 meter dari kondisi normal.

Kepala UPTD Wilayah Jangari Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, Budi Prayatna, mengungkapkan, kondisi surutnya air di permukaan Waduk Cirata terjadi di seluruh perairan yang tersebar di tiga kecamatan tersebut. “Tidak hanya di Jangari. Tapi juga di Leuwi Orok, Ciputri, dan hampir semua perairan di kawasan Waduk Cirata yang ada di Kabupaten Cianjur, rata-rata sudah menyusut,” kata Budi, kepada wartawan, Minggu (1/9/2019).

Kondisi tersebut, ungkap Budi, di antaranya berdampak pada menurunnya kualitas air. Sebagian pelaku usaha budi daya ikan banyak yang memilih memindahkan kolam jaring apung (KJA) mereka ke tengah perairan. “Ikan menjadi cepat mabuk, karena kualitas air dan rendahnya oksigen. Bahkan, air di perairan itu sudah berubah warna dan keruh,” ujarnya.

Secara teknis budi daya, jelas Budi, kualitas air yang keruh disertai mulai tercium bau, akan menghambat perkembangan ikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa menyebabkan kematian ikan. “Kualitas air seperti itu, kurang bagus terhadap kondisi ikan,” kata Budi.

Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur menyarankan  pelaku budi daya ikan air tawar menggeser KJA mereka ke tengah perairan. Upaya itu merupakan bentuk penanganan untuk menghindari terjadinya kematian ikan akibat kondisi air.

“Tidak ada solusi lain. Kami hanya menyarankan agar menggeser KJA ke tengah perairan, ke air yang lebih dalam,” ujarnya.

Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Pesona Wisata Jangari, Hendrawan, mengatakan saat ini sudah mulai terjadi penyusutan air di perairan Jangari. Hasil pemantauan, kata Hendra, penyusutannya rata-rata 1-2 cm setiap hari.

“Dampak kondisi terjadinya penyusutan air di Jangari, selain membuat kawasan wisata kurang indah, juga mulai berserakan sampah plastik dan jenis sampah lainnya. Jadi tak sedap dipandang mata,” kata Hendrawan.

Potensi perikanan air tawar di keramba jaring apung di Waduk Cirata terbilang cukup bagus. Dalam kondisi normal, kata Hendrawan, produksinya minimal bisa mencapai 80 ton dan maksimal 100 ton lebih per hari.

“Produksi ikan air tawar di perairan Waduk Cirata banyak dipasok ke berbagai daerah,” ujar dia.***

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
BPBD Jabar Lanjutkan Masa Darurat Bencana Sukabumi, 12.651 Warga Masih Mengungsi
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:27 WIB

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Minggu, 15 Desember 2024 - 22:18 WIB

Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB