Kota Tasik sebagai Kota Resik, kata Adjie, semestinya mampu merealisasikan kenyamanan dan keindahan lingkungannya jangan hanya jargon saja tetapi kenyataannya berbeda.
DARA- Terkait permasalahan sampah yang berserakan di pinggir jalan raya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Deni Diyana mengatakan pihaknya terus berupaya untuk mengangkut dan membersihkan semaksimal mungkin.
Hanya saja, dalam masalah sampah tersebut diperlukan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat sehingga mereka lebih bijak dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Kami terus berupaya untuk mengangkut sampah-sampah di TPS-TPS liar tersebut, dan kecepatan pengangkutan terus dilakukan hanya setelah sampah diangkut yang membuang sampah kembali banyak ditempat yang sama,” ungkap Deni Diyana, Jumat (7/1/2022).
Dia berharap, masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dengan membuang sampah pada tempatnya. Apalagi, katanya, sudah satu pekan armada pengangkut sampah tidak bisa digunakan akibat mogok.
“Tujuh truk pengangkut sampah mogok sudah satu minggu sehingga tentunya pelayanan sangat terganggu, dan para petugas armada pun bekerja lembur untuk memaksimalkan pelayanan,” tuturnya.
Jadi, dia melanjutkan selain masyarakat harus meningkatkan kesadaran dalam membuang sampah. Kekurangan armada pun menjadi bagian dari kurang maksimalnya pelayanan.
“Petugas DLH tak pernah berpangku tangan. Namun bila hasilnya belum maksimal, kami sampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Kota Tasikmalaya tetapi kami pun terus berupaya,” ucapnya
Deni juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada elemen masyarakat atas dukunganya untuk mewujudkan Kota Tasik bersih.
“Terimakasih atas dukungannya mewujudkan Kota Tasik bersih,” pungkasnya.
Sementara Ketua harian Forum Tasik Spirit (FTS), Adjie mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya bergerak cepat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Harus secepatnya, kemudian kalau armada pengangkutnya mogok itu juga harus dipikirkan. solusinya ditambah armadanya atau ada solusi lain, dan memang harus duduk bersama dalam menyelesaikan masalah sampah ini,” ujarnya.
Kota Tasik sebagai Kota Resik, kata Adjie, semestinya mampu merealisasikan kenyamanan dan keindahan lingkungannya jangan hanya jargon saja tetapi kenyataannya berbeda.
“Pemimpin Kota Tasikmalaya (Wali Kota) sebagai leader tentu harus lebih memperhatikan terkait terciptanya lingkungan yang bersih nyaman dan rapih itu baru sebagai Kota Resik, intinya henteu sareukseuk ningalina,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Enan Suherlan menyampaikan dengan banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan berarti Pemerintah harus membangun kesadaran masyarakat secara intensif.
“Mungkin itu (sampah) belum dibersihkan biasanya seminggu sekali ada tim yang membersihkan, dan memang terkait hal tersebut, Pemerintah harus membangun kesadaran terhadap masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan,” tegas Sekretaris DPD PAN Kota Tasikmalaya ini.
Dia menghimbau terhadap Pemkot Tasikmalaya juga untuk membangun kesadaran masyarakat pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan memberlakukan sanksi bilamana adanya bentuk pelanggaran.
“Tentu membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan itu harus tembus dan disosialisasikan ke kelurahan-kelurahan hingga tingkat RT dan RW,” tegasnya.
Selain itu, program bank sampah harus lebih inten lagi dengan menyuguhkan solusi misalnya adanya penukaran sampah dengan tabung gas 3 Kg.
“Kan bisa saja dengan program sampah di tukar dengan keperluan masyarakat, sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, jadi lingkungan pemukiman bersih dan tidak membuang sampah di pinggir jalan,” pungkasnya.
Editor : Maji