DARA | BANDUNG – BPBD Kabupaten Bandung bersiaga dan mengantisipasi terjadinya bencana di jalur mudik dan balik. Tim ditempatkan di Posko Tangan Nagreg dan Rancabali, khususnya yang dilintasi pemudik dari arah Garut dan di jalur wisata Bandung Selatan.
Kepala Pelaksana BPBD Ahmad Djohara, mengatakan jika curah hujan tinggi, sejumlah jalur mudik rawan longsor, antara lain di jalan utama Nagreg dan jalur Ciwidey-Rancabali. Pihaknya mendirikan dua Posko Siaga Bencana, yakni di Nagreg dan di kawasan wisata Rancabali.
Setiap posko melibatkan delapan personil, secara bergiliran siaga selama 24 jam. Sedangkan untuk mobilitas pihaknya didukung satu unit mobil emergency, beko dan satu unit kendaraan operasional double cabin. “Terutama untuk evakuasi cepat khususnya dijalur rawan bencana,”kata Ahmad Djohara didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD, Hendra Hidayat, seusai apel siaga bencana arus mudik dan balik, di kantor BPBD Kabupaten Bandung, Soreang, Senin (27/5/2019).
Pada kesempatan itu, ia melepas pasukan siaga bencana melalui apel gelar pasukan hari raya dan siaga bencana. Dia menyebutkan, jalur alternatif yang sering dilalui pemudik itu jalur dari arah Garut menggunakan jalur Nagreg berpotensi terjadi longsor.
Manakala terjadi gerakan tanah, langkah antisipasi akan dilakukan, bersama-sama dengan stakeholder terkait kebencanaan lainnya. Sedikitnya 90 personel, yang terdiri dari anggota BPBD, Tim Reaksi Cepat (TRC), Pusat Pengendalian Operasi dan relawan, disiagakan di markas BPBD Kabupaten Bandung dan dua posko lapangan setiap hari.
Jumlah itu belum termasuk satgas penanggulangan bencana dan relawan yang tersebar di setiap kecamatan. Sedangkan pengamanan arus mudik (PAM) dilakukan selama 14 hari, yakni H-7 dan H+7 lebaran.
“Selama 24 jam juga personil disiagakan. Kami juga sudah mempersiapkan kelengkapan sarana untuk antisipasi gerakan tanah yang berpotensi longsor di jalur tersebut, mudah-mudahan tidak ada kejadian,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Ahmad mengimbau masyarakat pemudik agar selalu waspada dan siaga di manapun berada, karena bencana bisa terjadi kapan saja. Siaga 24 jam ini juga melibatkan BPBD provinsi Jawa Barat. “Khususnya saat melewati jalur rawan bencana. Kita perlu berhati-hati mengatur kecepatan kendaraan saat melintas di kawasan rawan kecelakaan dan bencana,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan