“Dengan kolaborasi ini, kita tujukan untuk dapat merajut harapan baru bagi generasi masa depan Indonesia yang lebih berdaya, cerdas, dan berakhlak mulia,” ungkap Deny.
DARA| PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (RJBB) melalui Fuel Terminal Bandung Group, menggelar acara peresmian 4 program kolaboratif Mitra Binaannya di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/8/2023).
Peresmian 4 program kolaboratif ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan, pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan, maupun masyarakat pada umumnya.
Empat program yang diresmikan tersebut antara lain, Merajut Asa Kita (Merakit) bertempat di Kelurahan Binong Kota Bandung, Lentera Jiwa dan Jiwa Berdaya di Desa Pengauban, Batujajar Kabupaten Bandung Barat, Kopi Kang! di Taman Sari, Kota Bandung.
Acara dihadiri Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi didampingi jajaran Tim Management, Camat Batununggal, Lurah Binong, Kepala Desa Pangauban, Ketua Kelompok Merajut Asa Kita, UMKM Jernih Rukun Kondusif dan Lentera Jiwa.
Dalam sambutannya, Deny menyatakan Program Merakit, Lentera Jiwa, Kopi Kang!, dan Jiwa Berdaya adalah perpaduan luar biasa antara perhatian dan kepedulian perusahaan, kolaborasi unsur-unsur masyarakat yang didukung pemerintah setempat, serta inovasi generasi muda.
“Dengan kolaborasi ini, kita tujukan untuk dapat merajut harapan baru bagi generasi masa depan Indonesia yang lebih berdaya, cerdas, dan berakhlak mulia,” ungkap Deny.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Batununggal Latief menyampaikan apresiasinya pada program TJSL Pertamina yang telah berkontribusi nyata dalam pengembangan ekonomi masyarakat di wilayahnya.
“Kami harapkan program TJSL Pertamina ini menjadi katalis pengembangan ekonomi masyarakat yang tentunya kami dukung penuh agar dapat berjalan lancar”, ujar Latief.
Adapun Merakit merupakan program inovatif bagian dari inisiatif Kelompok Sadar Wisata Kampung Radjoet yang bekerjasama untuk memajukan potensi wisata yang ada di Kelurahan Binong, dan juga menghidupkan kembali semangat pemuda untuk berbisnis di bidang Rajut.
Sementara program Lentera Jiwa, merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sudah pulih, agar memiliki keberfungsian sosialnya kembali. Program pemberdayaan masyarakat untuk ODGJ sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, memberikan dukungan, dan meningkatkan kualitas hidup ODGJ. Bentuk program yang dilakukan adalah dengan mengedukasi dan memberikan kesadaran kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan keterampilan, memberikan dukungan yang positif untuk mereka.
Program Jiwa Berdaya memberikan dukungan, pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya kepada masyarakat desa agar mereka mengambil peran aktif dalam pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Banyaknya potensi sumber daya alam seperti eceng gondok dan limbah kayu dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Terakhir, Kopi Kang, program pemberdayaan petani kopi di desa Cipaganti Garut yang juga bersinergi dengan pelestarian Kukang Jawa sebagai hulu program. Pada hilir program Kopi Kang! membentuk Cafe Inklusi dimana memberdayakan Difable, khususnya tuna rungu sebagai Barista.
Dalam kunjungan tersebut rombongan Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat juga sempat berkeliling dengan perahu di waduk Saguling dari objek wisata kafe Villa Perancis di Desa Pangauban untuk melihat potensi pemanfaatan eceng gondok yang juga merupakan bagian dari program Jiwa Berdaya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional JBB, Eko Kristiawan menyampaikan, dengan dikunjungi dan diresmikannya 4 program mitra binaan di lingkungan Fuel Terminal Bandung Group tersebut, diharapkan dapat mendukung Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ SDGs.
“Program ini diharapkan menjadi salah satu contoh upaya kita bersama secara menyeluruh dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang kesejahteraan sosial di Indonesia karena bisa langsung merasakan manfaatnya bagi masyarakat,” tutup Eko.
Editor: Maji