Petani di Garut Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Pupuk

Kamis, 1 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Stok pupuk di Gudang Lini III Kabupaten Garut (Foto: Andre/dara.co.id)

Stok pupuk di Gudang Lini III Kabupaten Garut (Foto: Andre/dara.co.id)

Sejumlah petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengaku kesulitan mendapatkan pupuk. Selain pupuk bersubsidi, pupuk non subsidi pun seakan hilang dari peredaran.


DARA | GARUT – Jalal (45), seorang petani padi di Kecamatan Banyuresmi mengatakan, hampir semua toko tidak ada pupuk bersubsidi.

Ada toko yang punya stok, tapi tidak dijual, katanya. Jalal pun bingung. “Padahal, kita sudah tanam padi, kalau tidak dikasih pupuk yang bagaimana. Saya juga sudah bilang lahan yang digarap bersama orang tuanya tersebut sudah masuk RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Pupuk Bersubsidi),” ujar Jalal.

Sementara itu, Suhendi, petani melon di Kecamatan Peundeuy mengatakan, sulitnya mendapatkan pupuk sangat berdampak pada kualitas buah melon yang ditanamnya.

Menurutnya, saat ini kualitas buah melon yang ditanamnya jauh dari apa yang diharapkan akibat kurangnya mendapat pupuk.

“Kalau tanaman melon itu kan selama ini memang tidak menggunakan pupuk non subsidi. Tapi sekarang sangat susah didapat, apalagi pupuk bersubsidi. Jadinya buah melon yang saya tanam seperti kena stunting, ukurannya pada kecil-kecil,” katanya.

Suhendi menyebutkan, biasanya pupuk dasar yang digunakan untuk melon adalah ZA, SP, dan KCL. Namun sekarang ini hampir semua jenis pupuk tersebut sangat sulit didapatkan di semua toko penjual pupuk yang ada di daerahnya.

“Jadinya terpaksa harus mencari ke beberapa tempat. Kadang Cuma buang-buang waktu dan uang. Karena hasilnya belum tentu bisa menutupi seluruh biaya operasional,” ucapnya.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyebutkan bahwa persoalan pupuk urusannya ada di pemerintah pusat. Ia menyebut, ada beberapa pembagian-pembagian yang dilakukan oleh pusat berdasarkan RDKK.

“Saya sudah bertemu dirjen. Di daerah, kami tidak punya langkah untuk menganggarkan,” ujarnya.

Dalam menyikapi kelangkaan pupuk ini, khususnya yang bersubsidi, menurut Rudy harus ada penegakan hukum. Mungkin saja pupuk-pupuk bersubsidi tersebut dibeli oleh perkebunan-perkebunan besar sehingga kemudian tidak sampai ke petani.

“Saya sudah minta ke aparat penegak hukum supaya diproses saja. Nanti diketahui mana orang yang membeli pupuk bersubsidi, gitu,” katanya.

Diluar persoalan itu, lanjut Rudy, juga ada hal lainnya mulai keterlambatan suplai dari produsen dan kurangnya drop pupuk untuk Garut. Ia mengakui, saat ini yang bisa dilakukan oleh pihaknya hanyalah melakukan pengawasan.

Sebelumnya, Manager Komunikasi Perusahaan Pupuk Kujang, Fitria Ratu Pagih, menyatakan PT Pupuk Kujang menjamin stok pupuk bersubsidi maupun non subsidi untuk Jawa Barat, Banten dan sebagian Jawa Tengah dalam kondisi aman.

“Pupuk Kujang pastikan stok untuk Jawa Barat, Banten dan sebagian Jawa Tengah dalam kondisi aman, stok pupuk tersebut kami siapkan di gudang lini III untuk siap disalurkan kapanpun sesuai dengan alokasi, sehingga petani tidak perlu menunggu lama untuk mengaplikasikan pupuknya,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Ratu, untuk stok pupuk urea bersubsidi yang tersedia di gudang lini III Kabupaten Garut, sampai dengan 17 September 2020 mencapai 4.423 ton atau 674% dari ketentuan dua minggu kedepan. Sedangkan realisasi penyaluran wilayah Garut untuk Urea, mencapai 26.701 ton atau 101% dari ketentuan sebesar 26.651 ton.

“Selain pupuk urea, Pupuk Kujang juga menyiapkan untuk wilayah Garut stok pupuk Petroganik sebanyak 480 ton atau 477% dari ketentuan stok,” ujarnya.

Adapun kesiapan stok urea bersubsidi untuk wilayah Jawa Barat, Banten dan sebagian Jawa Tengah Sampai dengan 17 September 2020, lanjut Ratu, tercatat sebanyak 140.628 ton atau 1284% dari ketentuan Distan sebesar 10.953 ton.

“Sementara itu, Pupuk Kujang telah menyalurkan 99% pupuk urea subsidi kepada petani, yaitu setara dengan sekitar 478.215 ton pupuk dari ketentuan Distan sebesar 483.482 ton,” katanya.

Ratu menambahkan, pupuk bersubsidi teralokasi sesuai data yang tercantum pada Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) yang diatur Pemerintah.

Memenuhi kebutuhan petani, selain menyiapkan stok pupuk bersubsidi, ujar Ratu, Pupuk Kujang juga menyiapkan stok pupuk non subsidi jenis Urea, NPK dan Organik di setiap kios yang setiap saat dapat diperoleh petani yang membutuhkan.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Atap Kelas SMP IT Al Ghazali Sukabumi Roboh Diterjang Luapan Air Sungai
Presiden Prabowo Panen Raya di Majalengka, Bupati Bandung di Ciparay
Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis
Kepala DPMTSP Jabar Dedi Taufik Siapkan Strategi Jaga Iklim Investasi di Jabar
Arus Balik Meningkat, Polres Garut Laksanakan One Way 8 Kali
Bupati Garut Tinjau Lokasi Tanah Bergerak di Singajaya, Status Tanggap Darurat Segera Ditetapkan
Amilin Zakat Fitrah DKM Binaul Makmur Desa Banyusari Tunaikan Amanah
Menghapus Jenuh Saat Mudik Lebaran, Daop 2 Bandung Sediakan Arena Bermain Anak
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 April 2025 - 17:15 WIB

Atap Kelas SMP IT Al Ghazali Sukabumi Roboh Diterjang Luapan Air Sungai

Senin, 7 April 2025 - 13:23 WIB

Presiden Prabowo Panen Raya di Majalengka, Bupati Bandung di Ciparay

Senin, 7 April 2025 - 12:54 WIB

Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis

Minggu, 6 April 2025 - 21:14 WIB

Arus Balik Meningkat, Polres Garut Laksanakan One Way 8 Kali

Minggu, 6 April 2025 - 20:50 WIB

Bupati Garut Tinjau Lokasi Tanah Bergerak di Singajaya, Status Tanggap Darurat Segera Ditetapkan

Berita Terbaru


Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri panen raya padi di Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay.(Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

Presiden Prabowo Panen Raya di Majalengka, Bupati Bandung di Ciparay

Senin, 7 Apr 2025 - 13:23 WIB