Awalnya coba-coba menanam kacang edama di lahan milik desa seluas 250 meter persegi. Eh, ternyata hasil panennya luar biasa. Dari perkiraan hanya menghasilkan 60 kilogram, ternyata bisa mencapai 100 kilogram. Ini yang membuat pertani antusias menanam komoditas pertanian yang satu ini.
DARA | BANDUNG – Animo petani di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat untuk menanam produk pertanian kacang edamame kualitas premium sangat tinggi. Produk pertanian ini diminati pasar luar negeri dengan harga jual tinggi, sehingga petani sangat diuntungkan ketika menanam komoditas ini dan tidak bingung dalam pemasaran.
Seperti di Desa Tanjungwangi dan Desa Budiharja di Kecamatan Cililin, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, serta Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar. Petani di sana sangat antusias membuka lahan untuk menanam kacang edamame yang memiliki karakteristik tinggi nutrisi, antioksidan, rendah kalori, tidak mengandung kolesterol, dan secara alami bebas gula. Masyarakat juga diberdayakan untuk ikut menanam sehingga menjadi lebih produktif.
Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, Tuti Haryanti, menyebutkan, Desa Tanjungwangi tadinya hanya sebagai pilot project penanaman Kacang Edamame. Penggarapnya adalah 16 orang buruh tani yang sudah dilatih dalam program Skill Development Center (SDC) Bidang Kewirausahaan, yang tengah digalakkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB.
“Awalnya kami mencoba di lahan milik desa seluas 250 meter persegi, ternyata hasil panennya luar biasa. Dari perkiraan hanya menghasilkan 60 kilogram, ternyata bisa mencapai 100 kilogram lebih dan kualitas kacangnya juga premium,” ujar Tuti di Kecamatan Cililing, Senin (23/12/2019).
Melihat hasilnya yang sangat bagus dan bisa dipanen dalam waktu sekitar tiga bulan, Kepala Desa Tanjungwangi bahkan telah mengizinkan lahan milik desa yang selama ini tidak produktif untuk ditanami Kacang Edamame. Diharapkan, buruh tani atau petani yang tidak memiliki lahan bisa memanfaatkan tanah tersebut untuk menanam kacang ini.
Tingginya minat masyarakat terhadap kacang edamame juga membuka peluang usaha baru. Bukan hanya menciptakan wirausaha baru di bidang pertanian, melainkan juga memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan untuk menjadi buruh tani.
Apalagi harga jual kacang ini mencapai 10 ribu/kilogram dan sudah siap dibeli oleh buyer dari Australia atau bisa dipasok ke supermarket. “Hasil panen sudah langsung ada yang membeli. Salah satu buyer ternama Daily Green, sudah siap menampung seluruh hasil panen petani. Inilah yang menjadi daya tarik petani untuk beralih menanam kacang edamame,” katanya.
Ketua kelompok tani di Desa Tanjungwangi, Nurdin, mengaku, saat ini banyak masyarakat atau kelompok tani yang mengajukan minat menanam kacang edamame. Itu setelah mereka melihat hasil panen yang bagus dan harga jual tinggi.
Varietas kacang edamame cocok ditanam di KBB dengan hasilnya bagus, beda dengan yang dihasilkan dari Sukabumi atau Garut. Sekarang, secara total dari 16 petani yang terbagi ke dalam lima kelompok sudah memiliki sekitar satu hektare lahan garapan dan ke depan bisa saja bertambah.
“Ini jadi sinyalemen positif karena petani dari luar kelompok dan juga warga, mau lahan mereka ditanami edamame. Ada yang punya lahan 50 tumbak, 160 tumbak, hingga 250 tumbak, yang mau ditanami tinggal menunggu benih dan adanya MoU soal harga serta penjualan,” katanya.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor; Ayi Kusmawan