Semua hak pilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) saat pilkada nanti direncanakan akan dites sweb. Itu dilakukan untuk mencegah munculnya klaster baru Covid-19.
DARA | BANDUNG – Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan, rencana ini muncul lantaran ada kekhawatiran meningkatnya penyebaran virus corona baru di daerah yang sudah berisiko tinggi atau masuk zona merah.
“Ada masukan untuk mengadakan tes bagi yang akan ke TPS (tempat pemungutan suara) untuk melakukan pencoblosan pada pilkada mendatang,” ujar Uu, usai rapat koordinasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, di Markas Polda Jabar, Senin (30/11/2020).
Namun begitu, Uu belum bisa memastikan apakah akan dilakukan tes cepat (rapid test) atau tes usap (swab test) kepada masyarakat yang bakal memberikan suara mereka dalam pesta demokrasi 9 Desember mendatang. Saat ini, pihaknya masih akan melakukan kajian lebih mendalam terkait wacana tersebut.
“Mudah-mudahan sebelum hari-H sudah ada keputusan apakah yang ingin berangkat ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya akan dites atau tidak. Dan, apakah yang dites yang biasa saja atau yang memiliki risiko tinggi, yakni 40 tahun keatas. Karena berdasarkan pemantauan, yang rentan terkena virus ini berusia diatas 40 tahun,” jelasnya.
Disisi lain, Uu mengklaim, perekonomian Jabar setelah sempat terpuruk di awal pandemi, mulai pulih dan berada di angka 2 persen lebih. Perekonomian ini terdongkrak dari sektor industri yang menyumbang angka 40 persen.
“Karena sebelum pandemi, peningkatan perekonomian kita 5,8 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Dan saat pandemi, ekonomi kita terjun bebas ke -5 persen. Memang yang membuat vakumnya ekonomi kita adalah PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Pergerakan ekonomi Jawa Barat 40 persen ada di industri, dan 28 persen dari ekspor nasional berasal dari Jawa Barat,” ungkap Uu, yang juga Wakil Gubernur Jabar.***
Editor: denkur