Pilkada Kabupaten Bandung. Debat publik putaran kedua berjalan mulus. Tak ada gesekan apapun. Tiga pasangan calon cerdas memaparkan gagasan-gagasannya.
DARA | BANDUNG – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Nomor Urut 1 NU Pasti, Kurnia Agustina Naser dan Usman Sayogi, tampil lebih memahami persoalan Kabupaten Bandung.
Keduanya mampu menguraikan apa yang bisa dilakukannya kelak. Ia pun mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkannya.
Namun, pasangan Nomor Urut 2, Dasyat, Yena Iskandar Ma’seom-Atep Rizal juga bisa mengimbangi bobot paparan paslon lain, termasuk juga saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak rivalnya.
Pun begitu dengan pasangan Nomor Urut 3, Bedas Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Sebagai seorang politisi, Dadang juga menguasai permasalahan Kabupaten Bandung.
Tiga paslon itu tak hanya memberi argumen-argumennya, tapi juga memiliki visi kedepan dalam membangun kemajuan Kabupaten Bandung.
Intinya secara kwalitas tiga paslon itu cukup berimbang. Namun, tentu memiliki kelebihannya masing-masing.
Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Komunikasi dan Politik (LKKP) Adiyana Slamet mengatakan, debat publik merupakan sarana masing-masing paslon mendapat simpati masyarakat yang nanti akan berpengaruh pada tingkat elektabilitas.
“Debat yang digelar akan menentukan keyakinan masyarakat dalam memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati yang memimpin Kabupaten Bandung lima tahun ke depan,” ujar Adiyana yang juga dosen di UNIKOM Bandung.
Menurutnya, efektivitas kampanye secara tatap muka menurun di pandemi Covid-19 ini. Oleh sebab itu, sarana yang sangat memungkinkan untuk menyampaikan visi misi hingga program kerja masing-masing paslon melalui ajang debat.
Adiyana berharap debat mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masing-masing paslon agar semakin mampu memikat, mengubah pilihan hati masyarakat, sekaligus memberikan edukasi politik bagi masyarakat.
“Debat harus dioptimalkan masing-masing paslon sebagai ajang penyampaian visi dan misi, sehingga kampanye-kampanye secara tatap muka yang terhambat pandemi bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
“Debat ini harus bisa membuka pintu pintu dukungan baru dari masyarakat yang belum menentukan hak pilihnya karena nanti akan terbentuk citra politik saat debat,” imbuhnya.***
Editor: denkur