DARA l BANDUNG – Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Tahun 2019 bepotensi menimbulkan bentrokan massa. Penyebabnya bisa karena tingkat fanatisme pendukung yang tinggi atau akibat ketidakpuasan bakal calon.
Kondisi tersebut diakui Kapolsek Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Jawa Barat, Kompol Sudrajat. Ia mencontohkan, di Kecamatan Dayeuhkolot ada dua desa yang ada masalah dalam tahap penetapan calon kades, yaitu Desa Cangkuangwetan dan Citeureup.
Di Desa Cangkuangwetan, masalah keterlambatan penyerahan dukungan. Sedangkan di Desa Citeureup, bakal calon mempertanyakan hasil penilaian dan keabsahan Perbup tentang pilkade.
“‘Hal tersebut bisa menimbulkan gesekan. Namun saya percaya semua dapat diatasi dengan sinergitas dan kerja sama semua elemen masyarakat,” kata Sudrajat di kantornya, Jum’at (13/9).
Ia menambahkan, meski percaya tidak akan terjadi gesekan apalagi konflik, pihaknya selalu melakukan antisipasi. Antisipasi tersebut, lanjut dia antara lain dengan menurunkan anggotanya ketika ada kegiatan yang dihadiri massa berkaitan dengan tahapan Pilkades.
Ia mencontohkan, ketika pleno penetapan dan pengundia nomor urut Calkades Cangkuangkulon dan Calkades Citeureup. Antisipasi pertama, untuk mengurangi jumlah personil anggota Polisi diusulkan kepada P2KD, acara tersebut dilaksanakan tidak bersamaan waktunya. “Meski pada hari yang sama, waktu itu tanggal 11September. Tapi jamnya beda. Di Desa Cangkuangkulon dilaksanakan pada jam 9 pagi sampai jam 11. Sedangkan di Desa Citeureup jam 12 siang. Jadi bisa menghemat personil sepuluh anggota Polisi diturunkan, setelah selesai di satu tempat bisa geser,” ujarnya.***
Wartawan: Sopandi l Editor: Ayi Kusmawan