DARA | JAKARTA – Pro kontra mengemuka. 106 anggota DPRD DKI Jakarta akan diberi pin emas. Sudah disiapkan sekretariat dewan. Anggarannya dialokasikan dalam APBD DKI Jakarta tahun 2019.
Pin emas itu 24 karat seberat lima gram dan tujuh gram. Dikutip dari situs web apbd.jakarta.go.id, 1 gram emas 24 karat seharga Rp 761.000. Jika dikalikan, maka harga 1 pin emas seberat 5 gram Rp 3,8 juta, sementara harga 1 pin emas seberat 7 gram yakni Rp 5,3 juta.
Namun, kini terjadi pro kontra. Ada yang setuju ada yang tidak. Berikut silang pendapat tentang pemberian pin emas itu yang berhasil dirangkum dara.co.id, Kamis (22/8/2019).
Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menilai, pemberian pin emas wajar-wajar saja, ‘toh sebelumnya juga pernah diberikan kepada anggota DPRD DKI periode sebelumnya.
Jadi, kata Gembong, tak perlu dipermasalahkan. Terlebih, anggaran untuk pin emas sudah masuk dalam APBD 2019.
Pendapat berbeda muncul dari teman separtai dengan Gembong, yaitu Ima Mahdiah. Menurutnya, menolak pemberian pin emas. kalaupun tetap ada pemberian itu, pin emas akan dijual dan uangnya akan disumbangkan ke aplikasi Jangkau besutan Ahok, yaitu aplikasi yang menawarkan bantuan benda untuk manula, anak-anak, serta penyandang disabilitas.
Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan, pemberian pin emas adalah bentuk penghargaan pemerintah atas kemenangan para anggota DPRD terpilih. “Lagipula, pemberian pin emas itu tidak hanya untuk anggota DPRD DKI, melainkan juga dialami di daerah lain di seluruh anggota dewan di Indonesia,” ujarnya.
Fraksi PAN, Zita Anjani mengemukakan, akan bangga menggunakan pin emas jika angka kemiskinan di Jakarta jauh menurun. “Kami baru bisa bangga pakai pin emas kalau kemiskinan DKI Jakarta turun lebih banyak tahun depan. Kalau sekarang, kami akan simpan baik-baik pinnya, di situ ada harapan rakyat,” ujarnya.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga menolak menggunakan pin emas, kecuali berbahan kuningan yang harganya lebih murah.
“PSI Jakarta telah mengusulkan kepada sekretariat dewan untuk menggunakan pin yang terbuat dari kuningan khusus untuk delapan anggota terpilih dari PSI pada saat pelantikan nanti,” ujar Idris Ahmad, anggota DPRD terpilih dari PSI.
Idris Ahmad mengatakan, pengadaan pin emas itu pemborosan. Anggarannya lebih baik dialihkan untuk peningkatan program pelayanan masyarakat.
Sementara itu, Habiburokhman, anggota DPR dari Partai Gerindra ikut berkomentar. Menurutnya pin emas bentuk pemborosan dan emas haram bagi pria muslim. ***
Editor: denkur/ Dikutip dari kompas.com