Pingin Bernostalgia di Kota Bandung? Asyik-asyik Saja di Kolam Kabut Ini

Rabu, 23 Desember 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kolam kabut di Kota Bandung (Foto: Istimewa)

Kolam kabut di Kota Bandung (Foto: Istimewa)

Ingin bernostalgia tentang Kota Bandung yang berkabut? Sepertinya anda bisa mengunjungi Taman Puspa Kandaga yang terletak di Jalan Citarum. Tepatnya di salah satu kolam retensi yang ada di kawasan taman tersebut.


DARA | BANDUNG – Sayangnya, warga Kota Bandung harus menunggu hingga pandemi Covid-19 berakhir. Karena Pemerintah Kota Bandung masih menutup fasilitas publik selama pandemi.

Pada kolam ini, Pemkot Bandung mengoptimalisasinya dengan menambahkan kabut dan instalasi saringan. Hal itu untuk menjadikan air yang masuk ke kolam menjadi lebih jernih. Kabut yang dihasilkan bukan hanya serupa asap, namun juga diberikan relaksasi.

Hanya saja, kabut yang dibuat bukan hasil proses kimia tapi menggunakan pendekatan proses fisika melalui mist technology. Kabut ini dibuat dengan memanfaatkan pompa bertekanan tinggi untuk menekan air melalui nozzle berdiameter nano. Sehingga menghasilkan butiran sangat kecil. Air yang digunakan berasal dari air tanah yang diambil langsung secara terpisah dari aliran sungai, guna memastikan keamanannya.

“Saya harap bisa memberikan manfaat untuk warga Kota Bandung minimal fungsi kolam retensi ini yang pertama. Sehingga bisa meminimalisir banjir di hilir,” ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial, usai peresmian kolam kabut di Taman Puspa Kandaga, Selasa (22/12/2020).

Meski sudah diresmikan, Oded menegaskan, area kolam berkabut ini masih belum diperkenankan untuk diakses masyarakat. Pasalnya, Pemkot Bandung masih menutup sejumlah fasilitas ruang publik terkait penanganan virus corona baru yang level kewaspadaannya saat ini masih berada di zona merah.

Namun, sambung Oded, penutupan ruang publik ini sekaligus menjadi peluang bagi Pemkot Bandung agar bisa dioptimalkan untuk melakukan penataan. Sehingga, ketika pandemi telah mereda sejumlah fasilitas ruang publik menjadi lebih nyaman diakses oleh masyarakat.

“Tapi kedepan kalau Covid-19 selesai ini bagian dari upaya kita membuat ruang publik lebih banyak,” ujarnya.

Oded mengungkapkan optimalisasi keberadaan kolam retensi menjadi bagian dari upaya Pemkot Bandung untuk mengatasi masalah banjir. Dia mengakui, semangat pembuatan kolam retensi juga terinspirasi dari kondisi pada zaman dahulu ketika di Kota Bandung masih terdapat banyak danau untuk menampung air.

“Kolam retensi ini jangan berpikir parsial. Artinya kolam retensi itu mengembalikan ketika zaman dulu di Kota Bandung banyak danau. Ketika sekarang danau itu sudah jadi hunian. Kita mencoba mengembalikan walaupun kecil tapi kalau diperbanyak mulai dari yang kecil seperti ini sampai yang besar,” katanya.

Oded memastikan, Pemkot Bandung akan terus menata kolam retensi dan aliran sungai. Sebelumnya, pihaknya telah menata beberapa sungai seperti di Cafe Walungan Pagarsih, Serlok Bantaran, dan lokasi lainnya.

“Saya minta agar semua sungai diinventarisir. Mana dulu yang memungkinkan diprioritaskan. Jadi insya Allah akan diperbanyak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi mengklaim keberadaan kolam berkabut ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Terlebih dibuat sebagai optimalisasi fungsi kolam retensi sebagai pengendalian sementara air di aliran saluran Sungai Cikapayang ini.

Lubang-lubang kecil mengelilingi tepian kolam dengan luas sekitar 1.500an meter persegi.

Kolam lainnya yang luasannya lebih kecil belum dipasangi kabut namun menampung aliran air yang lebih jernih karena sudah tersaring.

“Sekarang tambah penguatan fungsi sosial, bedanya ini penguatan ada kabut air. Kalau bagi orang tua Bandung bisa bernostalgia ketika Bandung masih berkabut,” imbuh Didi.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Kenapa Orangtua Indonesia Lebih Takut Anak Tak Sopan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat
Disperkim Kabupaten Sukabumi Siap Berkolaborasi Sukseskan Revalidasi Ciletuh Palabuhanratu
Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif
Bupati Bandung Barat Belum Bersuara Terkait Putusan PTUN Atas Gugatan Rini Sartika
Gaspoll di Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Bupati KBB Lakukan Pembenahan
Halal Bihalal Pertama Pemprov Jabar, Begini Pesan Gubernur Dedi Mulyadi
Coach Nova Arianto Menjawab Mereka Yang Meragukan Kepelatihannya
Cetak Sejarah, Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia U17 di Qatar
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 April 2025 - 15:35 WIB

Kenapa Orangtua Indonesia Lebih Takut Anak Tak Sopan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat

Rabu, 9 April 2025 - 15:09 WIB

Disperkim Kabupaten Sukabumi Siap Berkolaborasi Sukseskan Revalidasi Ciletuh Palabuhanratu

Rabu, 9 April 2025 - 11:29 WIB

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif

Rabu, 9 April 2025 - 10:13 WIB

Gaspoll di Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Bupati KBB Lakukan Pembenahan

Selasa, 8 April 2025 - 19:54 WIB

Halal Bihalal Pertama Pemprov Jabar, Begini Pesan Gubernur Dedi Mulyadi

Berita Terbaru

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memonitor kondisi lalu lintas di sejumlah titik berpotensi macet lewat konferensi video bersama petugas Dinas Perhubungan Jabar yang tersebar di lapangan. (Foto: biro adpim jabar)

HEADLINE

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif

Rabu, 9 Apr 2025 - 11:29 WIB