Berupaya ingin menghapus kemiskinan dan kebodohan berujung pada kreativitas tinggi. Itulah tampaknya motivasi yang diusung PKBM An Nur. Kelompok belajar masyarakat ini berhasil mengubah kain sarung menjadi busana bernilai ekonomi tinggi, hingga tembus pasar negara-negara Asia Tenggara.
ROMBONGAN istri para pejabat Mahkamah Agung (MA) tampak begitu antusias melihat-lihat helaian busana yang dipajang pada sebuah stand pameran UMKM. Pameran tersebut berlangsung di Gedong Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019).
Kedatangan mereka ke gedung yang berada di Ibu Kota Kabupaten Bnadung tersebut, mendampingi kunjungan istri Ketua MA. Rupanya, yang membuat mereka tertarik adalah, bahan busananya.
Ya, busana tersebut terbuat dari kain sarung. Dalam pameran tersebut, ternyata kain sarung bisa memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi, setelah dikreasi sedemikian rupa.
Dengan kreativitas tinggi, harga kain sarung buatan daerah setempat itu bisa dijual dengan harga yang berlipat. Konon busana hasil kreasi dikreasi menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An Nur Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung ini bisa mencapai jutaan rupiah.
Menurut Ketua PKBM An Nur Kecamatan Ibun, Hj. Yanti Lidiati, busan berbahan kain sarung itu tak hanya laku di pasaran lokal, melainkan sudah menasional. Bahkan pesanan pun datang dari beberapa negara di Asia tenggara.
Sebuah kreasi yang bernilai tinggi memang perlu kecerdasan. Di PKBM inilah Yanti berupaya mencetak masyarakat cerdas, pintar, dan ujung-ujungnya dapat mandiri mempunyai penghasilan tetap sebagai wirausahawan. Di lembaga ini pula Yanti ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin hingga dapat hidup layak dari sisi ekonomi.
“Tidak ada yang tidak mungkin selama kita berkeinginan berbuat kebaikan bagi masyarakat dengan pengetahuan kita,” kata Yanti, kepada dara.co.id.
Dari pembinaannya itu, Yanti berharap, bisa para siswanya dapat memberikan kontribusi terbaik kepada daerahnya dengan berupaya mengurangi jumlah masyarakat miskin dan membereantas kebodohan.
Atas keberhasilannya dalam membina warga PKBM An Nur, nama Kabupaten Bandung pun, menurut dia, cukup dikenal hingga Asia Tenggara. Tak urung berbagai penghargaan pun diterima PKBM itu.
Tak hanya busana berbahan kain sarung yang dipajang pada stand PKBM An Nur saat itu. Berbagai kreasai lainnya, dari tas hingga kuliner pun tertata rapi di meja stand itu. Sama dengan busana, Yanti bersama para suswa PKBM membuat kudapan pun mengambil bahan baku dari daerah setempat.
Sayangnya para isteri pejabat MA itu tak memberikan waktu untuk diwawancara. Alasannya, kunjungan tersebut bersifat biasa, bukan kunjungan kerja.
Tapi, bagi Yanti, apa pun sifat kunjungan tersebut, merupakan kebahagian tersendiri. “Saya bersyukur, busana dan makanan kecil yang kami pajang laris manis. Alhamdulillah.”
Tak puas sampai di situ, Yanti akan terus mengembangkan kreasi-kreasi lainnya. “Kami akan terus berupaya mengembangkan karya dan kreasi kami lainnya sesuai dengan perkembangan jaman.”
Dan yang lebih membahagiakan dirinya, puluhan siswa binaan PKBM An Nur mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi negeri. “Dan mereka tak lupa kepada almamaternya, mereka membantu manajemen PKBM An Nur sehingga bisa lebih baik,” katanya.”***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan