Pemilu 2024 akan mengalami perbedaan dibanding pemilu sebelumnya yang disebabkan berbagai faktor.
DARA | Pemilu mendatang ditentukan oleh dividen demografi, berarti jutaan Gen Z dan Milenial akan memilih.
Jumlah tersebut mencapai 54 % dari total pemilih yang tampaknya menjadi faktor penentu kemenangan.
Paparan tersebut mengemuka saat Webinar Gen Z dan Milenial Penentu Kemenangan & Mengelola Stres Pasca Pemilu Indonesia, yang diselenggarakan Ruang Empati di Studio RS IMC, Jalan Raya Gadobangkong-Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (14/1/2024) kemarin.
Tampil sebagai nara sumber dalam Webinar tersebut, Dr Teddy Hidayat spkj (k), Dr Shelly Iskandar spkj (k) sp.akp, msih, phd, Dr Zulfitriani SpKJ dan Dr Anna Amaliana SpKJ, dr Meutia laksmininingrum. SpKJ, dr Indah Kusuma Dewi, SpKJ, dr Vivi Bagja Pradja, SpKJ
Dalam Webinar yang diikuti para komisioner Komisi Pemilihan Umum KPU, calon anggota legislatif, mahasiswa dan masyarakat umum inipun membahas tentang strategi menarik simpatik Gen Z dan Milenial.
Dr Zulfitriani SpKJ, salah seorang nara sumber webinar tersebut mengatakan, untuk memenangkan Gen Z dan Milenial kandidat perlu fokus pada isu-isu yang diminati mereka, yang dipastikan akan mempengaruhi pilihan mereka.
Platform TikTok dan Instagram akhir-akhir ini telah menjadi pusat perhatian menggantikan Twitter dan Facebook yang popular di pemilihan sebelumnya.
“Kandidat yang memanfaatkan platform ini secara maksimal berpotensi memperoleh keuntungan yang signifikan,” ujarnya.
Bagi yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan dalam hal ini Gen Z dan Milenial, maka akan tersingkir (Sindroma Dinosaurus).
Fenomena blusukan atau menyapa langsung pemilih, terbukti masih efektif untuk mempengaruhi pemilih.
Pada Gen X dan Milenial blusukan juga penting, namun medianya harus sesuai, misal dengan Platform Tik Tok, Instragram atau Artificial Intelligence (AI).
Untuk blusukan secara online, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; pilih platform sesuai gunakan komunikasi ala Gen Z dan Milenial.
Selain membahas tentang Gen Z san Milenial, Webinar itupun membahas tentang Pasca Pemilu 2024 dengan materi tentang banyaknya kandidat yang gagal meraup suara terbanyak.
Angka kegagalan Anggota DPR-RI sebesar 94,2 %, dan bukan tidak mungkin mereka frustasi dan stres.
“Kandidat stres karena adanya perbedaan antara harapan dengan realitas. Stres tidak hanya akan dirasakan oleh kandidat yang gagal saja, tetapi juga para pendukung dan masyarakat,” ujar Zulfitriani.
Stres yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan kecemasan dan depres, selain itu juga berisiko untuk menderita penyakit serius seperti insomnia, serangan jantung koroner atau stroke.
Oleh karena itu, Ruang Empati menyelenggarakan webinar yang secara khusus membahas tentang Pemilu 2024, mulai dari strategi menarik simpatik pemilih, termasuk berbagai kemungkinan pasca Pemilu tersebut.
Teddy Hidayat Dr Sp KJ (K) mengatakan, jika Ruang Empati adalah kelompok seminar di bidang kesehatan mental.
Berdiri sejak tahun 2020 dengan tujuan membantu meningkatkan taraf kesehatan mental masyarakat melalui upaya promosi, prevensi dan psikoedukasi yang berkualitas dan didukung oleh tenaga ahli profesional di bidang kesehatan mental.
Editor: denkur | Keterangan gambar:
Dr Zulfitriani SpKJ (Foto: Ist)