DARA| BANDUNG – Pembangunan mega proyek PLTA Cisokan Hulu semula ditargetkan selesai 2019. Namun, kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Jawa Bagian Tengah (JBT) I Ahmad Daryanto Ariyadi, dipastikan molor hingga 2024.
“Banyak kendala, namun tidak terkait dengan aspek teknis pembangunan, melainkan dari aspek sosial dan lingkungan,” ujarnya seraya menambahkan salah satu kendala seringnya longsor. Umpamanya nsaat pembangunan jalan hantar, pengerjaan konstruksinya sering dilakukan perbaikan.
Daryanto seperti ditulis pikiranrakyat menjelaskan, pekerjaan fisik PLTA Cisokan Hulu didului oleh pembangunan jalan hantar, baru dilakukan pembangunan bendungannya. Saat ini, kata dia, pembangunan jalan hantar sepanjang sekitar 27 kilometer di empat desa di Kecamatan Cipongkor dan Rongga progresnya sudah 31 persen.
“Soal pendanaan, karena ini sudah menjadi projek strategis nasional, ini akan menjadi komitmen pemerintah, dalam hal ini juga PLN untuk merealisasikannya. Kalau PLTA ini terbangun, pasti akan memberikan banyak dampak positif kepada masyarakat,” katanya.
PLTA Csokan Hulu direncanakan memiliki kapasitas total 1.040 megawatt, yang membuatnya jadi PLTA terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. PLTA tersebut menggunakan teknologi pumped storage yang berbeda dengan PLTA lainnya di Indonesia.
Nilai proyek pembangunan PLTA Cisokan Hulu itu mencapai 800 miliar dollar AS, berasal dari pinjaman World Bank sebesar 640 miliar dollar AS dan dari PLN sebesar 160 miliar dollar AS. (denkur)