“Dari semua golongan darah, sekarang yang tersisa hanya 20 stok darah. Bukan hanya di KBB saja, ini terjadi di semua daerah,” kata Ketua PMI KBB, Junaedi.
DARA | BANDUNG – Penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 berdampak terhadap krisis stok darah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Kondisi tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, sebab Palang Merah Indonesia (PMI) tidak bisa melayani permintaan darah dari masyarakat dan sejumlah rumah sakit yang menjadi mitra PMI KBB.
“Imbas corona membuat stok darah sangat sulit. Yang menjadwalkan di semua wilayah pun, terpaksa diberhentikan. Jelas ini cukup mengkhawatirkan,” kata Ketua PMI Kabupaten Bandung Barat, Junaedi saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (30/3/2020).
Junaedi juga menuturkan, sebelumnya setiap bulan PMI KBB bisa menampung 250 stok kantong darah, namun semenjak isu corona merebak stok darah di PMI turun drastis menjadi 20 kantong.
“Dari semua golongan darah, sekarang yang tersisa hanya 20 stok darah. Bukan hanya di KBB saja, ini terjadi di semua daerah,” tuturnya.
Menurut Junaedi, akibat penyebaran virus yang semakin masif ada rasa khwawatir dari warga untuk mendonorkan darah. Sehingga pihaknya tidak bisa memaksa agar masyarakat mendonorkan darahnya.
“Karena ini merupakan wabah nasional, mau bagaimana lagi, karena semua pihak pemerintah, sekolah pun dihentikan untuk sementara,” ujarnya.
Namun demikian Junaedi menyarankan, apabila ada masyarakat yang membutuhkan darah, agar pihak keluarga bisa membantu menjadi pendonor.
“Kalau masyarakat ada yang membutukan darah, alternatifnya bisa dibantu oleh masing-masing keluaraga untuk sukarela jadi pendonor. Di markas, kami siap membantu ketika dibutuhkan,” katanya.
Dirinya menambahkan, kini PMI KBB tengah fokus melakukan penyemprotan bersama beberapa instansi pemerintah, dengan menggunakan cairan disinfektan di jalanan dan fasilitas-fasilitas umum untuk menekan penyebaran virus Corona.***
Editor: Maji