Omnibuslaw konsep RUU Cipta Kerja dinilai mempunyai spirit yang kuat terhadap investasi asing.
DARA I BANDUNG- Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa di depan Plaza Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (6/3/2020).
Puluhan mahasiswa yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi di Bandung ini secara tegas menolak konsep Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibuslaw yang dirancang Pemerintahan Jokowi.
Mahasiswa berpendapat, Omnibuslaw yang merupakan konsep RUU Cipta Kerja dinilai mempunyai spirit yang kuat terhadap investasi asing.
Wakil Ketua Bidang Eksternal PC PMII Kota Bandung, Acep Jamaluddin mengatakan, RUU Cipta Kerja mendatangkan polemik bagi publik. Menurutnya, tidak sedikit serikat buruh, aktivis lingkungan, organisasi mahasiswa yang tidak sepakat tentang Omnibuslaw RUU Cipta Kerja di terapkan di Indonesia.
“RUU ini akan memangkas beberapa regulasi undang-undang tentang perpajakan, pengupahan, ketenagakerjaan dan lain-lain menjadi satu regulasi undang-undang dengan istilah konsep Omnibuslaw. Hal itu menjadi pertanyaan besar bagi kami mengingat negara ini menganut faham eropa continental,” tuturnya.
Dalam RUU itu, kuat disinyalir akan pelemahan kewenangan pemerintah daerah dalam perizinan, pencabutan tunjangan sosial bagi kelas buruh, pengupahan perjam dan penghapusan AMDAL.
“Dari sekian banyak pasal yang terdapat didalamnya memberi keleluasaan dan permudahan bagi investor untuk menanamkan modal dan berusaha di Indonesia. Dengan doktrin fleksibilitas yang menjadi alasan kuat RUU ini, semakin meyakinkan penghapusan status pekerja tetap dikemudian hari dengan pengubahan menjadi outsourcing,” terangnya.
Pantauan di lapangan, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Kota Bandung sempat turun ke jalan dengan melakukan sholat jenazah sebagai simbol matinya demokrasi di negara ini.
Sementara meski sedikit mengganggu pengguna jalan, namun secara umum lalulintas di kawasan tersebut berjalan normal. Sejumlah kepolisian pun turun tangan mengamankan jalannya aksi.
Editor : Maji