DARA | BANDUNG – Polres Bandung mengklaim arus mudik dan balik libur Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriah/2019 di jalur mudik/balik Kabupaten Bandung, Jawa Barat lebih lancar dibandingkan tahun 2018. Kondisi tersebut tidak terlepas dari enam strategi yang diterapkan jajarannya.
Kasatlantas Polres Bandung, AKP Hasby Ristama, mengatakan, sejak sepekan sebelum lebaran hingga Senin (10/6/2019), hanya terjadi satu kali kemacetan parah pada hari kedua lebaran atau Kamis (6/6/2019). Selebihnya lalu lintas ramai lancar.
“Untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas di wilayah hukum Polres Bandung mulai dari jalur Cileunyi hingga Nagreg, kami menerapkan enam pendekatan bekerja sama dengan unsur lainnya,” ujar Hasby melalui whatsapp messanger-nya kepada dara.co.id.
Pendekatan pertama yang dilakukan Polres Bandung, lanjut Hasby, dengan menerapkan skema lalu lintas satu jalur (one way) setiap jalur nagreg padat. Bahkan Minggu (9/6/2019) pihaknya melakukan tiga kali sistem one way dari Garut dan Tasik menuju Bandung via Nagreg.
Menurut Hasby, permasalahan lalu lintas di jalur selatan kerap terjadi saat arus balik lebaran karena di lokasi terowongan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, sering dijadikan tempat berswafoto oleh masyarakat. Seingga, pendekatan kedua pihaknya mensterilkan lokasi tersebut.
“Kami turunkan anggota untuk berjaga di sana dan mengingatkan pemudik untuk tidak berhenti dan berswafoto karena itu bisa menjadi hambatan. Sebelum jembatan Nagreg itu jalur tanjakannya cukup panjang. Ketika ada hambatan akan menjadi kepadatan parah,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada arus balik tahun ini Jalan Raya Nagreg diubah menjadi tiga lajur arah Garut-Bandung dan satu lajut arah sebaliknya. Pendekatan ketiga, Jalan Raya Nagreg yang mulanya dipakai dengan sistem dua banding dua (masing-masing dua lajur ke ara timur dan barat), diubah menjadi tiga banding satu lajur.
“Tiga lajur untuk laju kendaraan menuju Jakarta-Bandung, sementara satu lajur untuk kendaraan yang mengarah ke Garut dan Tasikmalaya,” katanya.
Kemudian pendekatan keempat dilakukan kanalisasi kendaraan bermotor di daerah Cileunyi dan aktivitas menyebrang di Pasar Dangdeur, Kecamatan Rancaekek, Kbaupaten Bandung. Dengan kanalisasi yang diterapkan lewat seutas tali, anggota polisi membatasi gerak masyarakat yang hendak menyebrang.
Pendekatan kelima meminimalisir terminal bayangan di Kecamatan Cileunyi. Pihaknya mensterilkan persimpangan Cileunyi yang biasanya riuh akibat adanya terminal bayangan.
“Seandainya masih terdapat terminal bayangan di sana, arus balik lalu lintas akan terhambat dan laju kendaraan pemudik menuju gerbang Tol Cileunyi pasti terganggu,” ujarnya.
Sementara pendekatan keenam dilakukan dengan membuka gerbang Tol Cileunyi menjadi delapan pintu. Meskipun penumpukan kendaraan terjadi di gerbang Tol Cileunyi, polisi telah menerapkan cara agar tidak terjadi kemacetan.
“Salah satunya merupakan buah koordinasi dengan Jasa Marga, untuk memaksimalkan gerbang Tol menjadi delapan pintu. Bahkan, ketika delapan pintu Tol masih membuat macet, kami akan maksimalkan dengan penambahan card reader,” ujarnya.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan