“Insha Allah, mulai Senin besok bantuannya akan disalurkan ke Posyandu. Ini sebagai bentuk perhatian dan penghargaan dari Pemkab Bandung Barat,” ujarnya.
DARA- Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada tahun 2022 menyiapkan anggaran untuk bantuan operasional seluruh Posyandu yang ada di wilayahnya.
Ketua Pokjanal Posyandu KBB, Imam Santoso menyebutkan, total anggaran yang disiapkan oleh APBD KBB tersebut sebesar Rp4,5 miliar.
Alokasi anggaran untuk operasional Posyandu masing-masing diberikan sebesar Rp1.250.000.
Hingga kini, Posyandu di KBB berjumlah 2.323 Posyandu yang tersebar di 16 kecamatan meliputi 165 desa se-KBB. Kemudian untuk Pokjanal desa Rp1 juta dan Pokja Posyandu Kecamatan sebesar Rp2,5 juta.
“Insha Allah, mulai Senin besok bantuannya akan disalurkan ke Posyandu. Ini sebagai bentuk perhatian dan penghargaan dari Pemkab Bandung Barat,” ujarnya, Sabtu (23/7/2022).
Selama ini, peran Posyandu sangat dominan dalam memberilan layanan kesehatan ibu dan anak, program Keluarga Berencana (KB), gizi dan lain-lain.
Posyandu juga menjadi ujung tombak dalam mensukseskan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Banggakencana)
Menurut Imam, wajar jika Pemkab Bandung Barat memberikan bantuan operasional, mengingat aktivitas Posyandu cukup tinggi dalam mewujudkan program pemerintah.
Selain bantuan operasional, Pemkab Bandung Barat juga l memberikan 700 timbangan untuk Posyandu. Timbangan tersebut dibagikan ke setiap desa, masing-masing kebagian 4 unit.
Imam juga mengungkapkan, persoalan yang cukup krusial saat ini adalah penanganan stunting. Posyandu turut serta menangani persoalan stunting tersebut, dengan menerjunkan para kadernya untuk memberikan edukasi pada masyarakat.
Ada 20 lokus penanganan stunting yang menjadi prioritas penanganannya. Anggaran yang dialokasikan untuk penanganan stunting di Bandung Barat dari pos Pokjanal sebesar Rp30 juta berupa barang seperti 750 timbangan bayi, 750 alat ukur panjang bayi dan 750 balok SKDN (status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN) pada posyandu.
” Kita fokus pada 20 lokus stunting dengan memberikan bantuan-bantuan itu, plus pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) selama 3 bulan pada bayi stunting,” jelasnya.
Pemberian PMT tersebut secara berturut-turut selama 90 hari, supaya berdampak. Saat memberikan PMT pada bayi stunting, selalu didampingi tenaga kesehatan (nakes) dan kader Posyandu.
Sekedar mengingatkan tentang penanganan stunting, mereka dibekali buku saku yang berisikan penanganan stunting KPM dan pemdes.
“Ada beberapa isu strategis garapan Pokjanal pada tahun ini. Untuk menjawab isu strategis ini, kita sediakan sebuah aplikasi online,” jelasnya.
Melalui aplikasi SIPP online diharapkan bisa menjawab berbagai isu strategis Pokjanal tahun 2022.
“Untuk mengelola SIPP Online, kita sudah siapkan operatornya. Ada 17 operator, 1 orang untuk operator tingkat kabupaten dan 16 operator tingkat kecamatan,” beber Imam.
Editor: Maji