Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, sepi. Halaman sekolah yang biasanya padat dengan calon siswa baru, kini lengang.
DARA | BANDUNG – Di pintu gerbang, seorang satpam duduk-duduk santai berjaga-jaga jika sesekali ada tamu ke sekolah yang berada di Jalan GA Manulang Desa Jaya Mekar tersebut. Padahal PPDB tahun sebelumnya, para calon siswa baru berjejal hendak masuk area bangunan sekolah.
“Kalau kemarin, ada empat sampai lima orang tua siswa yang ke sini. Ya, mau nanya-nanya tentang PPDB,” ujar Dian Novianti, salah seorang guru SMAN 2 Padalarang yang bertugas sebagai Bagian Informasi PPDB SMAN 2 Padalarang, saat ditemui Selasa (9/6/2020).
Sepinya calon siswa disaat PPDB kali ini, disebabkan kebijakan pemerintah agar pelaksanaannya secara online. Dian sendiri mengaku PPDB disaat pandemi Virus Covid-19, jika panitia di sekolahnya relatif santai karena tidak langsung bertatap muka dengan para calon siswa.
Hanya bagian operator saja, yang harus stand by memantau data calon siswa baru ke sekolahnya. Diungkapkan Dian pada hari pertama dibukanya PPDB, yang mendaftar ke sekolahnya berdasarkan catatan operator terdapat 250 calon siswa untuk semua jalur dari quota 402 penerimaan siswa SMAN 2 Padalarang.
“Itu baru hari pertama saja. Kemungkinan masih banyak pendaftar lagi, di hari ini sampai batas terakhir pendaftaran tanggal 12 Juni 2020. Tahun lalu saja yang mendaftar ada 800-an orang,” ujar Dian.
Ia juga mengungkapkan, pada hari pertama pembukaan, mulai pagi hingga sekitar pukul 12.00 WIB tercatat sekitar 600.000 pengguna internet yang mengakses link PPDB SMA se-Jabar. Akibatnya, akses internet mengalami error sehingga hal itu dikeluhkan para orang tua siswa.
“Yang datang ke sini (sekolah), ya nanya tentang sulitnya masuk jaringan internet ke link PPDB SMA. Tapi alhamdulillah, kemudian pihak pusat cepat tanggap dan sekarang sudah normal kembali,” ujar Dian, yang kesehariannya bertugas sebagai guru geografi di sekolahnya.
Selain terkendala dengan jaringan internet, sesuai keluhan orang tua siswa atau bahkan calon siswanya adalah kekurangan fahaman mereka memasukan data-data pendaftaran. Arkan (15), siswa lulusan SMPN 2 Padalarang mengaku kesulitan daftar PPDB secara online.
“Nggak tahu caranya. Jadi dibantu oleh sekolah (SMPN 2 Padalarang), “ujar Arkan yang berniat mendaftar ke SMKN 2 Cimahi.
Senada dengan itu, Angga (15) teman Arkan menyebutkan kesulitan ketika mengupload data di internet untuk mendaftar di sekolah favoritnya. “Bingung, nggak bisa. Itu kan semua data harus di upload ke internet. Berkas-berkasnya kan banyak, mana harus discan dulu,” beber Angga. ****
Editor: denkur