Lolosnya Trump dari pemakzulan ini dipandang sebagai kemenangan politiknya sebagai Presiden AS. Trump berhasil mendapatkan dukungan kuat dari Partai Republik dalam voting di Senat AS
DARA| AMERIKA SERIKAT- Lolosnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari pemakzulan semakin mengokohkan catatan sejarah bahwa tidak pernah ada Presiden AS yang dilengserkan oleh Senat.
Sebelumnya, ada kejadian menarik saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraan di US Capitol, Washington. Ketua DPR AS Nancy Pelosi merobek salinan naskah pidato kenegaraan State of the Union (SOTU) Trump.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/2/2020), Trump bersama dua Presiden AS sebelumnya, Andrew Johnson dan Bill Clinton, sama-sama dimakzulkan oleh House Representatives (HOR) atau DPR AS, namun ketiganya lolos dari pemakzulan saat proses voting oleh Senat AS.
“Tidak pernah ada presiden yang dicopot oleh Senat,” demikian tulis media terkemuka AS, Associated Press, dalam artikelnya, seperti dikutif detik.com.
Dalam voting yang digelar Senat AS yang dikuasai Partai Republik, Trump dibebaskan dari dua dakwaan pemakzulan, yakni menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Kedua dakwaan itu berkaitan dengan tindakan Trump menekan Ukraina untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden dan putranya, Hunter, menjelang pilpres 2020.
Untuk dakwaan menyalahgunakan kekuasaan, 52 Senator AS menolak dan hanya 48 suara yang mendukung. Dakwaan menghalangi Kongres AS, sebanyak 53 Senator AS menolak dan 47 suara lainnya mendukung. Hasil voting itu jauh dari ketentuan mayoritas dua pertiga suara — sekitar 67 suara dari total 100 Senator AS — yang dibutuhkan untuk bisa memakzulkan Trump sepenuhnya.
Pada Desember 2019, Trump resmi dimakzulkan oleh DPR AS atas dua dakwaan tersebut. Namun tanpa validasi Senat AS, pemakzulan Trump tidak bisa berlaku.
Sebagian besar Senator Partai Republik mendukung Trump dalam voting pada Rabu (5/2/2020) waktu setempat. Namun untuk dakwaan menyalahgunakan kekuasaan, ada satu yang membangkang, yakni Senator Utah, Mitt Romney, yang pernah menjadi capres AS untuk Partai Republik dalam pilpres 2012.
Lolosnya Trump dari pemakzulan ini dipandang sebagai kemenangan politiknya sebagai Presiden AS. Trump berhasil mendapatkan dukungan kuat dari Partai Republik dalam voting di Senat AS. Hasil voting dalam Senat AS, seperti dilansir AFP, menunjukkan betapa kuatnya cengkeraman Trump atas Partai Republik. Meskipun ada beberapa Senator Republikan yang mengakui perilaku Trump dalam menekan Ukraina adalah salah, Partai Republik secara keseluruhan tetap loyal padanya.
Editor : Maji