Capaian seperti itu, KBB berhasil mewujudkan swasembada beras.
DARA | Produksi beras di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga Desember 2024 mencapai 292.585 ton GKG (gabah kering giling). Konversi padi GKG ke beras sekitar 64,11%
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyatakan dengan capaian seperti itu, KBB berhasil mewujudkan swasembada beras.
Kepala DPKP KBB, Lukmanul Hakim mengatakan perkiraan produksi beras sampai dengan Bulan Desember 2024 sebanyak 187.576 ton. Sementara untuk konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 82,3 kg.
“Berdasarkan perhitungan dinas kami, untuk hasil panen padi tahun ini mengalami surplus. Bahkan melebihi kebutuhan konsumsi di masyarakat,” ujar Lukman, Jum’at (27/12/2024).
Ia juga menyatakan, produksi padi dan beras di tahun ini masih sesuai dengan target. Rasionya, proyeksi jumlah penduduk di KBB sebanyak 1.884.191, maka proyeksi konsumsi beras rumah tangga sebanyak 155.048 ton beras per tahunnya.
Hal itu sambung Lukman, bisa dikatakan bahwa produksi beras di KBB masih surplus 32.528 ton.
Capaian tersebut, menunjukan ada peningkatan lantaran dipengaruhi musim kemarau yang tidak terlalu panjang.
Selain itu, adanya peningkatan dari sawah tadah hujan yang ditingkatkan masa tanamnya dari satu kali jadi dua kali.
“Ini berkat program pompanisasi dari permukaan danau, sungai, dan air tanah untuk pengairan,” ucapnya.
Menurut Lukman, Perluasan Area Tanam (PAT) Sawah Tadah Hujan (STH) di KBB melalui program pompa Kementerian Pertanian dari target 5.508 hektare (ha) capaiannya 5.364 Ha (97,57%).
Jumlah pompa bantuan Kementerian Pertanian berjumlah 102 unit, dimana 64 unit pompa refocusing dan 38 pompa ABT.
Untuk realisasi program PAT sampai 30 Nopember sudah mencapai 5.466,5 ha atau 99,25% dari 5.508 Ha STH. Kemudian progres di 5 Desember realisasinya 5.515,5 ha (100,13% dari target 5.508 ha). Sedankan Padi Gogo (padi huma/ladang) sudah terealisasi 326 ha atau 107,24% dari 304 ha lahan yang ada.
“Untuk distribusi pompa dari pusat itu ke 12 kecamatan sentra padi dan dapat berpotensi mengairi seluas 900 hektare,” ujar Lukman.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga tengah melakukan kajian untuk pengembangan program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Gununghalu dan Kecamatan Rongga.
Program ini serupa dengan lahan pertanian abadi yang dilindungi.
Sementara luas lahan sawah di KBB saat ini Lukman mengakui terjadi pengurangan. Berdasarkan data yang ada luas lahan baku sawah (LBS) berdasarkan data BPS tahun 2016 adalah 21.670 hektare (ha).
Namun data BPS terbaru tahun 2023, luas lahan baku sawah menjadi hanya 18.350,82 ha yang tersebar di 15 kecamatan minus Kecamatan Parongpong.
“Luasan itu terbagi menjadi sawah irigasi seluas 3.856,49 ha dan sawah non irigasi seluas 14.493,34 hektare,” tuturnya.***
Editor: denkur