“Pandemi menyebabkan sebagian petani mengurangi aktivitasnya. Selain itu, anjloknya harga gabah dari sebelumnya Rp4.500-Rp4.600 per kilogram menjadi Rp4 ribu per kilogram membuat petani merugi,” kata Aep Saepudin.
DARA | CIANJUR – Produksi gabah padi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menurun di tengah mewabahnya pandemi Covid-19. Penurunan hasil panen yang mencapai hingga 30 persen itu membuat petani merugi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Galih Mekar, Ciranjang, Aep Saepudin, mengatakan penghasilan para petani selama pandemi mengalami penurunan.
Selain karena faktor cuaca dan merebaknya Covid-19, lanjut Aep, anjloknya harga jual gabah pun jelas memengaruhi penghasilan petani.
“Pandemi menyebabkan sebagian petani mengurangi aktivitasnya. Selain itu, anjloknya harga gabah dari sebelumnya Rp4.500-Rp4.600 per kilogram menjadi Rp4 ribu per kilogram membuat petani merugi,” kata Aep kepada wartawan, Jumat (15/5/2020).
Aep menyebutkan, panen pertama di tahun ini dikeluhkan para petani, karena hasilnya yang tidak maksimal.
“Dibandingkan dengan panen tahun sebelumnya, terjadi penurunan hingga 30 persen. Normalnya dari satu hektar sawah, petani dapat memperoleh 7-8 ton gabah. Tapi saat ini hanya menghasilkan 4 ton,” ujarnya.
Sementara itu, Tatang, seorang buruh tani mengaku mengurangi aktivitasnya melakukan panen padi di tengah pandemi.
“Ya takut juga, kalau sampai kena virus. Apalagi sekarang harga jual turun, karena hasil panen juga anjlok akibat cuaca dan hama,” kata Tatang.***
Editor: Muhammad Zein