Prof Didik J Rachbini Ungkap Lima Masalah Ekonomi Politik Masa Pandemi Covid-19

Jumat, 13 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Universitas Paramadina dan Paramadina Public Policy Institute (PPPI) menggelar diskusi publik dengan tema “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Fondasi Ekonomi & Agenda Pembangunan di Indonesia.” Jumat (13/8/2021).


DARA – Dalam diskusi yang digelar secara virtual itu, Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini menyampaikan lima masalah ekonomi politik pada masa pandemi Covid-19, yakni fiskal rapuh dan utang besar, tidak memadai dalam kepemimpinan dan kebijakan mengatasi Covid-19, jatuh menjadi negara menengah bawah, income trap, ketergantungan ekonomi politik terhadap Cina dan kehilangan prinsip bebas aktif.

Prof Didik menilai, kepemimpinan Indonesia dalam masyarakat internasional terutama ASEAN sangat jauh sekali jika dibanding dengan pada masa Ali Alatas seorang diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 1988 – 1999.

“Saya melihat bahwa kepemimpinan Indonesia di dalam masyarakat internasional terutama ASEAN saja itu jauh sekali dibandingkan dengan masa-masa Ali Alatas walaupun income waktu itu sangat rendah, belum terlalu tinggi,” ujar Didik.

Senada dengan itu, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin juga menyampaikan enam komorbid utama dalam perekonomian Indonesia, yaitu tingkat utang pemerintah, korporasi dan rumah tangga yang tinggi, kapasitas fiskal pemerintah yang terus melemah, current account deficit yang terus meningkat, ketimpangan pendapatan, kekayaan & penguasaan tanah, tingkat pengangguran yang tinggi dengan kualitas pekerjaan yang rendah dan regulatory uncertainty & inconsistency.

Wijayanto menjelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini sebenarnya dalam keadaan yang tidak fit, namun sebetulnya ekonomi Indonesia dalam kondisi yang sehat.

“Ekonomi kita itu sebenarnya tidak fit tapi sehat. Tidak fit dengan sehat itu begini, kita ini barangkali minoritas sehat, tapi ya fine-fine saja dalam kehidupan normal. Tapi kalau tiba-tiba disuruh lari 300 meter saja atau renang 50 meter saja atau kerja lembur, maka kesehatan kita menjadi terkendala,” jelasnya.

Selanjutnya, diskusi tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para pembicara yaitu Faisal Basri (Ekonom Senior INDEF & Universitas Indonesia) dan Muhammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia).***

Editor: denkur

Berita Terkait

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi
Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Pekan Kebudayaan Jawa Barat, Harmoni Keberagaman Warisan Leluhur
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 17:13 WIB

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:36 WIB

Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB