Sungai Citarum yang katanya terpanjang di Jabar tak luput dirundung soal. Ada pencemaran air ada sendimentasi yang tinggi sehingga air sungai bisa berubah warna dan aroma. Suatu kali air Sungai Citarum berwarna hitam, lain waktu bisa coklat dan bahkan bisa berbagai warna bercampur. Citarum tak lagi bisa menjadi sumber air kebutuhan air masyrakat, meski statusnya masih sebagai perairan umum. Upaya meminimalkan pencemaran dan lainnya Program Citarum Harum kini terus bergerak, bagaimana hasil?
DARA | BANDUNG – Sungai Citarum di Jabar tak lekang dirundung soal. Itu makanya sungai terpanjang di Jabar ini sejak 20 tahun terakhir ini tak luput menjadi sorotan.
Komisi IV DPRD Jabar fokus memperhatikan Sungai Citarum, bukan hanya soal air sungai yang selalu tercemar tetapi juga termasuk bantaran dan persoalan sosial ynag menimbulkan atau yang timbul akibat pencemaran Citarum.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Kasan Basari, untuk memastikan Sungai Citarum dalam penanganan khususnya meninjau Program Citarum Harum di wilayah Satgas Citarum Harum sektor 7 di Rancamanyar, Kabupaten Bandung, (Selasa, 19 November 2019).
Seusai meninjau kondisi lapangan dia menyatakan ada beberapa strategi untuk mengatasi persoalan di sungai citarum. Itu antara lain lanjut dia, pembenahan ataupun penataan kembali hulu sungai citarum yang gundul.
Menurut dia, saat ini di hulu Sungai Citarum, masih berlangsung penanaman kembali dengan tanaman atau pohon yang kokoh. Kecuali itu harus adanya kesadaran masyarakat soal menjaga kebersihan Sungai Citarum dari masalah sampah, serta perlu adanya perhatian. Ynag tak kalah penting lagi disebutkan Kasan, yaitu soal sendimentasi atau pendangkalan di sepanjang jalur sungai harus menjadi perhatian seluruh pihak.
Jika tidak mendapat perhatian soal sendimentasi akan menimbulkan banjir karena daya tampung badan sungai tak memadai lagi akibat pendakalan itu tadi.
Kasan Basari, juga menambahkan jika persoalan tersebut mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan stakeholder terkait maka Program Citarum Harum, bisa sesuai ekspektasi yang diharapkan. Kasan Basari mengapresiasi peranan Satgas Citarum Harum yang diinisiasi oleh TNI AD.
Menurut Kasan, TNI sangat berperan penting dalam program ini, melalui kinerja nya serta inovasi inovasi pemikiran yang disumbangkan untuk keberhasilan Citarum Harum ini.
“Kami berharap ke depan kerjasama yang baik antara pihak pemerintah serta stakeholder terkait, demi terwujudnya citarum harum yang sesuai dengan harapan semaua rakyat,”katanya.
Kasan Basari juga sangat mengapresiasi peranan masyarakat sekitar yang turut andil dalam melestarikan citarum, dan berperan dalam Program Citarum Harum. Masyarakat lanjut dia, berperan dalam inisiatif untuk memilah sampah sampah di TPS setempat, serta adanya inovasi di TPS setempat dalam mengolah sampah yang berinovasi dengan melibatkan hewan pengurai dalam hal ini lalat serta larva.
Dari hasil olahan sampah itu disebutkan Kasan bisa mendapatkan nilai ekonomi. “termasuk para pengusaha yang sudah menyalurkan CSR nya untuk menunjang Program Citarum Harum, saya mengapresiasi,”kata Kasan.
Wartawan : Sobur | editor : aldinar