DARA — Terbitnya peraturan baru terkait penggunaan Dana Akolasi Khusus (DAK) 2022, yang menyebutkan semuanya dikembalikan ke masing-masing sekolah dalam pengelolaannya mendapat apresiasi dari sejumlah Kepala Sekolah (Kepsek) penerima bantuan DAK.
Apresiasi yang nyaris sama di setiap sekolah itu terungkap dari hasil wawancara ke sejumlah sekolah penerima program DAK Fisik. Harap maklum, wartawan yang bertugas di Disdik Jabar setiap akhir tahun mendapat kesempatan untuk meliput berbagai program diantaranya Program DAK tersebut.
Hal itu dilakukan sekaligus untuk memantau sejauhmana tanggungjawab pihak sekolah dalam melaksanakan dan memanfaatkan anggaran pembangunan yang dianggarkan melalui program DAK.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Kabupaten Subang, Dadang Tubagus, W, S.Pd, M.M.Pd mengatakan, untuk anggaran DAK Tahun 2022 ini, sekolahnya mendapatkan bantuan sebesar Rp 1 Miliar lebih. Dengan rincian 9 ruang kelas. 3 RKB, Ruang BK, Ruang TU, Laboratarium, Geologi, Ruang Komputer, Ruang Bahasa Ruang Kepsek dan Ruang Osis.
Dalam pengerjaannya sampai bulan November ini kondisinya sudah mencapai 90 persen. “Insya Allah, pertengahan Desember pekerjaan sudah selesai 100 persen,”ungkap Dadang.
Menurut Dadang, SMAN 3 Kabupaten Subang berdiri semenjak tahun 1963. Kala itu, kondisi fisik gedung sangat memprihatinkan. Jangankan bantuan pemerintah partisiapsi dari orang tua muridpun sangat langkah. Tapi sepengetahuan Dadang, sampai saat ini, untuk bantuan rehabilitasi ruang kelas dari sektor APBD daerah SMAN 3 belum pernah menerima.
Namun, lanjut dia, dari DAK, SMAN 3 sudah kali keduanya mendapatkan bantuan. Karena sebelumnya pada tahun 2020 mendapat 2 paket bantuan Toilet Siswa/Guru.
Hasil pemantauan lapangan soal kualitas bangunan jangan ditanya, toiletnya pun sekelas dengan toilet hotel berbintang, bahan bangunannhya juga menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, seperti tehel dari granit, gentengnya morando dan pintu jendelang dari alumanium hitam.
Oleh karena itu, Dadang, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada pemerintah pusat, terkhusus kepada Disdik Jabar, yang telah memberikan pembinaan, terutama dalam mengelola manajemen anggaran DAK. Sehingga bantuan diterima dapat kami pergunakan dengan sebaik mungkin dan sesuai petunjuk arah kebijakan. Sehingga dalam setiap pelaporan dapat berjalan dengan lancar.
Senada dengan Dadang Tubagus, Kepsek SMAN 2 Edi Sugandi S.Pd M.Pd juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Disdik Jabar, dan pemerintah pusat yang telah memberikan bantuan dana alokasi khusus. Dikatakan Edi SMA Negeri 2 Subang pada awal berdirinya merupakan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan ( SMPP ) yang pembukaannya didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0236/O/ 1973 tanggal 18 Desember 1973.
Sepengetahun Edi, SMAN 2 pun untuk sektor pembangunan fisik baru menerima bantuan dari program DAK. Untuk tahun anggaran 2022 ini, SMAN 2, menerima bantuan hampir sama dengan SMAN 3 lebih kurang Rp 1 Milar lebih, yang diperuntukan untuk rehab ruang kelas, ruang TU, Lab dan ruang guru. Dikatakan Edi, bantuan yang diterima belum sepenuh tuntas, karena ada beberapa ruang kelas yang tidak layak untuk dipergunakan, sedangkan untuk anggaran 2023, SMAN 2 sudah tidak adapat lagi.
“Karena, sudah mendapat bantuan ditahun ini,”katanya.
Sementara, H. I Made Supriatna, S.Pd., M.Si Kabid SMA Disdik Jabar mengatakan, Disdik Jabar. Sebelumnya telah melaksankan Rakor terkait regulasi pengelolaan dana DAK, yang dihadiri para Kepala Sekolah dan PPK.
“Teknisnya dalam rakor tersebut yang kami sampaikan adalah berdasarkan a petunjuk peratruran Presiden RI.No 07 Tahun 2022 tentang teknis DAK khusus fisik dan turunya petunjuk Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang operasional fisik bidang pendidikan,” ujar Made
Lebih lanjut Made menghimbau tentang tata cara teknis pelaksanaan pekerjaan dengan cara swakelola di tingkat Sekolah Menengah Umum (SMA). Menurut dia, pihak sekolah terlebih dahulu harus membentuk tim persiapan pelaksanaan dan pengawasan,tukang banguan, fasilitator dan tenaga teknsi lainya.
“Terkait tukang bangunan, agar pihak sekolah memakai tenaga lokal yang ada disekitar wilayah sekolah. Mkasudnya supaya ada pemberdayaan bagi warga sekitar, dan pastinya warga sekitar akan punya rasa memiliki yang kuat atas pekerjaan sekolah itu,”himbau Made.