DARA | JAKARTA – Kericuhan sempat terjadi pada Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) Komite Olahraga Nasional (KONI) XIII 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Musornas KONI yang juga membahas tentang pemilihan Ketua Umum Periode 2019-2023 ini dihadiri 101 voters berasal di 34 KONI provinsi serta 66 cabang olahraga.
Kericuhan bermula ketika pimpinan sidang sementara, yakni Wakil Ketua KONI Pusat I Nugroho membacakan tata tertib (tatib). Namun, tiba-tiba sejumlah anggota protes dan tidak setuju dengan tatib itu. Mereka meminta pimpinan sidang memberi kesempatan kepada anggota sidang untuk menyampaikan aspirasi terlebih dahulu.
Kericuhan semakin panas saat anggota sidang merangsek maju ke depan meja pimpinan sidang.
Perwakilan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Sarman Simanjorang mengatakan, kericuhan berawal dari adanya pemaksaan kehendak soal aturan tata tertib dari pimpinan sidang.
“Jadi tadi itu tidak dibahas satu per satu tatibnya. Semuanya disudahi tanpa mendengarkan aspirasi anggota. Harusnya dibahas satu-satu,” kata Sarman.
Perwakilan KONI Sulawesi Utara, Tony F Kullit juga menganggap pimpinan sidang terlalu terburu-buru untuk mengetok palu, padahal anggota sidang belum menyampaikan pendapatnya.
“Setelah semua sudah diakomodir kita ambil solusinya. Itu musyawarah mufakat, bukan mempertahankan pendapat pimpinan sidang seperti ini,” ujar Tony.***
Editor; denkur