“Kami lakukan kebijakan lockdwon untuk satu kampung tersebut. Karena, jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, jumlahnya mencapai 76 orang,” kata Yusman.
DARA|CIANJUR- Kampung Cingkeuk, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang merupakan kampung terdampak longsor dan pergerakan tanah di lockdown.
Kebijakan itu diambil setelah terus melonjaknya jumlah warga setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang terpapar dari kluster pengungsian.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal, mengungkapkan jumlah pengungsi yang terkofirmasi positif Covid-19 melonjak menjadi 76 orang.
“Kami lakukan kebijakan lockdwon untuk satu kampung tersebut. Karena, jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus mengalami peningkatan. Jumlahnya hingga mencapai 76 orang,” kata Yusman, kepada wartawan, Senin (21/6/2021).
Yusman menyebutkan, para warga yang terpapar virus Corona itu kini telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sebab gejala yang dialami sebatas kehilangan indra penciuman dan perasa.
“Kondisinya cukup baik, tidak ada yang bergejala penyakit penyerta. Sehingga, mereka hanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan para pengungsi korban longsor dan pergerakan tanah sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Sehingga bagi pengungsi yang terpapar virus Corona dapat menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Kondisi di lokasi bencana sudah cukup aman. Sehingga mereka dapat kembali ke rumahnya. Sekaligus melakukan isolasi mandiri bagi mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19,” jelas Herman.
Herman mengatakan pihaknya sudah mengintruksikan petugas puskesmas untuk memantau kondisi kesehatan para pengungsi yang terkonfirmasi positif.
“Jika memang ada yang bergejala parah dan harus dirawat di rumah sakit, segera akan dibawa. Makanya dikontrol setiap hari untuk mengecek kondisi kesehatannya,” ucap dia.
Selain itu, lanjut Herman Pemkab juga melockdown kampung yang terjadi bencana dan ditemukan banyak kasus penyebaran Covid-19.
“Kampung yang terdampak bencana itu dilockdown, akses keluar masuk kita tutup, hanya beberapa pihak yang masih bisa mengakses terutama pemerintah kecamatan dan petugas kesehatan. Bantuan logistik terus kita kirim untuk para korban bencana sekaligus yang sedang isolasi mandiri,” pungkasnya.
Editor : Maji