Puskesmas Rancamanyar, Baleendah, dinilai lamban dalam menangani pasien covid yang sedang jalani isolasi mandiri.
DARA – Puskesmas Rancamanyar berada di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Seorang warga, berinisial GS (40) mengeluhkan lambannya pelayanan puskesmas itu.
GS mengatakan, sebagai pengurus RT selalu melaporkan setiap ada warga yang terpapar ke Puskesmas Rancamanyar. Namun, tanggapan dari pihak puskesmas ternyata tidak maksimal, sehingga warga yang dibantunya kerap mengeluhkan hal itu.
“Disini ada lima orang yang lagi isoman, tapi dari puskesmas nggak ada perhatian, mereka beli obat secara mandiri aja,” katanya ditemui di Baleendah, Rabu (14/7/2021).
Beberapa waktu lalu, ia sempat meminta bantuan kepada pihak puskesmas karena ada warga isoman yang sakitnya cukup parah sampai harus dibawa ke rumah sakit.
Namun, ternyata di Puskesmas tidak tersedia ambulans, sehingga akhirnya ia meminjam mobil siaga desa untuk mengantarkan warga tersebut ke salah satu rumah sakit.
“Iya, waktu itu saya lapor ke dokter yang di Puskesmas, tapi katanya nggak ada ambulans, malah dokter itu menyetujui kita membawa warga yang positif covid-19 itu dibawa naik angkutan umum, kan kalau kata saya itu malah bahaya bisa nularin ke orang lain. Akhirnya kita minjem mobil siaga desa aja, soalnya nggak tega kalau pakai angkutan umum,” tutur GS.
GS tidak memungkiri memang ada juga warga isoman yang dipantau melalui whatsapp, namun memang kebanyakan tidak mendapatkan pantauan selama melaksanakan isoman.
Terkait bantuan sosial (bansos) untuk warga isoman yang sedang dijalankan oleh Pemkab Bandung, GS menyebut sampai saat ini belum ada warga isoman di wilayah RTnya yang mendapatkan bantuan tersebut.
“Belum ada bansos isomanmah, mungkin belum nyampe atau ada kendala, kita selama ini membantu warga isoman dengan bergoyong royong aja, udunan gitu tetangga-tetangga. Mungkin pemerintah desa atau kecamatan juga kewalahan soalnya banyak banget disini yang kena covid-19,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Camat Baleendah, Teguh Purwayadi mengakui ia kerap mendapat keluhan terkait lambannya pelayanan dari Puskesmas Rancamanyar terhadap warga yang terpapar covid-19.
Namun, ia meminta semua pihak untuk memaklumi, pasalnya pelayanan Puskesmas Rancamanyar terhambat karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bekerja disana.
Teguh menjelaskan, Puskesmas Rancamanyar menangani warga di tiga desa yaitu Desa Rancamanyar, Desa Malakasari, dan Desa Bojong Malaka dengan jumlah penduduk yang cukup banyak. Saat ini tidak kurang dari 430 warga di tiga desa tersebut yang sedang menjalankan isoman.
“Dengan kondisi tersebut tentu memerlukan daya dukung SDM yang memadai di Puskesmas Rancamanyar, namun saat ini SDM yang ada disana justru terbatas, dari yang tadinya sekitar 40-50 orang, kini yang bertugas hanya sekitar 22 orang saja karena yang sebagiannya itu sedang isoman akibat terpapar covid-19 juga,” kata Teguh di Kantor Kecamatan Baleendah, Rabu (14/7/2021).
Sebagai langkah antisipasi, pihak Kecamatan Baleendah bekerjasama dengan Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Baleendah yaitu dengan langsung turun ke lapangan melakukan sosialisasi.
Salah satunya dengan memberikan edukasi bahwa satgas covid-19 itu bukan hanya Puskesmas saja, tetapi RT dan RW merupakan garda terdepan sebagai pondasi awal untuk memberikan informasi dan edukasi berkaitan dengan warga yang melakukan isoman.
Teknisnya, sudah ada dokter-dokter yang ditugaskan khusus untuk menangani warga isoman di desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Baleendah, di Desa Rancamanyar sendiri, menurut Teguh sudah ada dua dokter yang ditugaskan khusus untuk menangani warga isoman disana.
“Kita sudah menginformasikan hal tersebut ke semua RW agar mereka bisa meneruskan lagi informasi tersebut ke RT dan warga masyarakat di wilayahnya,” ujar Teguh.
Terkait bansos untuk warga isoman, Teguh mengatakan pemberian bantuan tersebut berdasarkan data dari Poskesos Dinas Sosial setelah berkoordinasi dengan masing-masing Puskesmas terkait jumlah warga yang sedang melakukan isoman. Dari data tersebut ditentukan skala prioritas penerima bansos tergantung urgensinya.
Teguh mengungkapkan, bansos isoman dari Pemkab Bandung memang belum bisa mengcover semua warga isoman di Baleendah karena memang jumlah warga isoman yang begitu banyak, namun pihak kecamatan sudah memaksimalkan upaya dengan melibatkan semua stakeholder di desa dan kelurahan untuk bisa membantu warganya.
“Ya, kita libatkan peran RT dan RW juga pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan untuk bisa membantu warga, walaupun anggarannya terbatas tetapi minimal kita bisa sharing bantuan kepada mereka,” ungkapnya.
Teguh berharap keterlibatan semua pihak dalam penanganan covid-19 ini bisa segera memulihkan keadaan. Dukungan terhadap semua program dan kebijakan pemerintah pun menjadi salah satu hal yang terpenting saat ini.***
Editor: denkur