Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Bandung gelar Ramadan bersama Disabilitas (Kertas). Kegiatan itu sebagai rangkaian dari program Kisah Kasih Ramadan.
DARA – Pengurus AMM, Gita Desti Aryanti, mengatakan AMM rutin mengadakan berbagai kegiatan sosial. Biasanya, melibatkan relawan kebencanaan dan anak yatim piatu.
Namun, lanjut Gita, Ramadan tahun ini mencoba sesuatu yang baru yaitu melibatkan anak-anak disabilitas di SLB Autis Satria Galdin, Desa Mekarsari, Ciparay.
“Baru banget diadain tahun ini, khusus di Ramadan kali ini. Kebetulan juga saya pendidik disabilitas dan disini kita juga ingin lebih mengenal anak istimewa dan mencoba bersosialisasi dengan mereka juga, melihat pandangan bulan ramadhan dari kacamata mereka juga,” ujar Gita di Ciparay, Jumat (7/5/2021).
Anak-anak istimewa tersebut disuguhkan tema yang menyenangkan, mengajak anak-anak bermain sambil belajar seperti senam ABK bersama, estapet benda, mendengarkan cerita, bernyanyi dan menari bersama.
“Kami kemarin bertemu dengan sekitar 15 anak yang memiliki keterbatasan, diagnosis beberapa anak yaitu autis, tuna wicara dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD),” katanya.
Menurut Gita, berbaur bersama anak-anak disabilitas sangat menyenangkan dan menambah ilmu baru, mereka bisa belajar lebih mengenal mereka dan lebih mengerti bahwa dari kekurangan yang mereka punya mereka juga punya kelebihan yang tidak di sangka-sangka.
Gita menceritakan beberapa kejutan yang baru ia dan rekan-rekannya tahu dari anak-anak disabilitas tersebut. Seorang anak yang bernama Neng Linda yang mempunyai keterbatasan dalam pengetahuan atau kognitifnya tapi ternyata mampu bernyanyi dengan bahasa daerah (bahasa sunda).
Begitu pula dengan Aziz dan teman lainnya mampu menari sesuai ketukan lagu.
“Itu sebuah kebahagiaan tersendiri melihat mereka semua have fun saat kita datang dan mengadakan kegiatan ini,” ucap Gita.
Selain dua anak tersebut, ada juga Risna yang pandai menari meski malu-malu, ada Annisa yang pandai menjawab pertanyaan, ada juga Fauzan yang tantrum sebelum acara selesai karena ingin bermain ponsel.
Banyak hal yang mereka lakukan bersama dalam kegiatan tersebut, bukan hanya bermain, menari, dan bernyanyi tetapi juga bercerita tentang pengetahuan anak-anak disabilitas terkait bulan Ramadan.
Ternyata kebanyakan dari anak-anak disabilitas masih tidak paham apa itu ramadhan, apa itu puasa. Bulan ramadhan atau bulan biasa masih mereka anggap sama, ramadhan bagi mereka tetap sama seperti bulan-bulan lainnya.
“Berbicara perihal ramadhan hanya ada salah satu anak yang mengerti tentang puasa, yaitu Anisa, ia sangat pintar dan sangat aktif dalam mengikuti kegiatan,” kata Gita.
Bercerita dan tanya jawab menjadi akhir dari kegiatan tersebut, setelah itu AMM memberi bingkisan sederhana bagi anak-anak disabilitas tersebut, mereka pun sangat antusias melihat benda yang sangat berwarna-warni.
“Bahkan ada salah satu anak bernama Ikhsan (tuna wicara) yang selalu menghampiri bingkisan tersebut dari awal kegiatan hingga akhir. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa kami laksanakan lagi dengan anak-anak istimewa di daerah-daerah lainnya,” pungkasnya.***
Editor: denkur