“Kami punya barang (alat rapid test) kurang dari 100 ribu. Jadi butuh 200 ribu (alat) lagi untuk (menuju) 0,6 persen (dari total penduduk),” ujar Ridwan Kamil.
DARA | BANDUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat secara intensif akan melakukan rapid test, untuk mengetahui peta penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa ini.
Adapun untuk mengetahui peta penyebaran Covid-19 secara optimal, Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi bersama Wakil Presiden melalui video conference di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020), mengatakan, di wilayah Jabar minimal akan dilakukan tes terhadap 300 ribu penduduk.
“Kami punya barang (alat rapid test) kurang dari 100 ribu. Jadi butuh 200 ribu (alat) lagi untuk (menuju) 0,6 persen (dari total penduduk),” ujar Gubernur yang akrab disapa Emil itu.
Hingga kini, Pemprov Jabar melalui Dinas Kesehatan telah mengirimkan 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) ke 27 Pemerintah Kabupaten/Kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.
Selain itu, kata Emil, Jabar terus berupaya memaksimalkan pemetaan penyebaran Covid-19 dengan membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Nantinya, reagen untuk melakukan metode Polymerase Chain Reaction di laboratorium terhadap sampel berupa swab dari hidung, mulut, maupun tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif Covid-19 dari hasil rapid test.
“Kami beli 20 ribu PCR dari Korea Selatan. Kapasitas Jabar dari (mengetes) 100-an sampel swab sehari, bisa ditingkatkan empat kali lipat jadi 400 sampel per hari di Labkesda. Titik testing di ITB, Unpad, IPB, Kota Bekasi, dan Labkesda Jabar,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Daud Achmad mengatakan, Pemprov Jabar cepat dan terbuka dalam melaporkan hasil RDT menggunakan metode tes darah yang dilakukan.
“Kami laporkan 63.120 alat rapid test itu dari mana, ada dari Kemenkes, BNPB (gugus tugas pusat), Yayasan Budha Tzu Chi, PT Jasa Madivest (BUMD). Kami laporkan secara akurat, misal dapat dari pihak ini sekian, lalu tersalurkan sekian, sisa sekian,” kata Daud.
Terkait kebutuhan tambahan 200 ribu alat RDT agar tes masif di Jabar bisa menjangkau 0,6 persen dari jumlah penduduk, Daud menyebut, bahwa Gubernur Jabar telah berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan bantuan alat rapid test tersebut.
“Bapak Gubernur dengan networking yang beliau miliki, minta ke sana-sini, termasuk disampaikan ke Bapak Wakil Presiden (Ma’ruf Amin) kami kurang 200 ribu alat untuk tes yang idealnya,” ungkapnya.
Sehingga, hingga saat ini Pemprov Jabar tetap berupaya akan target memiliki 300 ribu alat rapid test bisa terealisasikan. “Kalau tidak sampai 300 ribu (tes) pun mudah-mudahan di angka sekian sudah dapat peta penyebaran yang akurat, agar kami bisa melakukan tindakan lebih lanjut,” ucapnya.***
Editor: Muhammad Zein