Ratu Keraton Agung Sejagat menulis surat terbuka melalui akun instragramnya. Menyantumkan tagar #ganjarpranowo. Ia mengungkapkan isi hatinya terkait kasus yang sedang dialaminya.
DARA | JATENG – Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia, kini sedang ditahan dan menjalani pemeriksaan di Mapolda Jawa Tengah.
Dikabarkan ia sempat menulis surat terbuka melalui melalui akun instragram, @fanniaminadia, tertanggal 15 Januari 2020. Ia mencantumkan tagar tagar #ganjarpranowo #nurani #poldajateng.
Dalam surat tersebut, Fanni menyanggah telah menyebarkan kebohongan dan memohon keadilan kepada Ganjar.
Begini isi surat terbuka Fanni, seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (18/1/2020):
Sugeng siang Pak Ginanjar, prinsipnya kami sangat menyambut baik bahkan menunggu agar diskusi dan diuji secara akademisi sejarah ini bisa terealisasi. Tapi pelintiran berita dan penggalan dokumentasi ternyata mampu merubah makna dari pernyataan kami.
Saya yang dituduh menyebar berita Hoax, padahal yang menyebar media. Dan saya kemarin berencana memposting surat terbuka dan untuk Bapak, tapi tanpa diberi kesempatan klarifikasi, mediasi dan bahkan penangkapan kami terkesan eksklusif lengkap dengan media.
Kami berusaha korporatif tapi justru diperlakukan layaknya teroris kelas dunia atau dihakimi sebelum diberi hak mengklarifikasi. Dimana prosedur yang harusnya dijalankan untuk menjaga asas praduga tak bersalah.
Barusan saya diminta ganti baju tahanan, tanpa diberi tahu salahnya dan menjadi tersangka atas apa?… Saya mohon Bapak bisa menghimbau agar aparatur yang bertugas jangan politisir kasus kami yang terlanjur viral untuk sekedar pers konference berhasil menangkap…. #ganjarpranowo #nurani #poldajateng”.
Seperti diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah, menangkap Toto dan Fanni dengan dugaan menyebarkan berita bohong kepada masyarakat. “Dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan melanggar pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang peraturan hukum pidana terkait penipuan,” jelas Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna.***
Editor: denkur | Sumber: kompas.com