Sebanyak 300 ibu hamil dan ibu menyusui di wilayah Bandung Raya mengikuti vaksinasi massal yang digelar RSUD Al Ihsan, Kamis (26/8/2021).
DARA – Pada pelaksanaan vaksinasi khusus ibu hamil dan menyusui tersebut, vaksinator mendatangi tempat tunggu peserta, sehingga para peserta vaksinasi tidak perlu beranjak dari tempat duduknya. Hal itu berbeda dengan pelaksanaan vaksinasi masyarakat pada umumnya.
“Kami menerapkan tata cara vaksinasi yang berbeda dibandingkan dengan vaksinasi massal pada umumnya. Salah satunya yaikni peserta vaksinasi tidak perlu mendatangi meja vaksinator untuk divaksin, melainkan tenaga vaksinator yang mendatangi peserta di kursi tunggu yang disediakan,” ujar Ketua Panitia Gebyar Vaksinasi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui RSUD Al Ihsan, Dr Oky Haribudiman SpOG, M.Kes.
Setelah divaksin, lanjut Oky, tenaga medis memantau reaksi keluhan ikutan pasca imunisasi (KIPI) selama 30 menit.
Sebagai upaya antisipasi jika terjadi KIPI pada peserta, lanjut Oky, pihaknya sudah menyiapkan mini intensive care unit (mini ICU) untuk memberikan perawatan intensif kepada peserta yang mengalami KIPI. Namun, dari jumlah peserta yang hadir itu tidak ada peserta yang mengalami KIPI.
Oky menjeaskan, peserta yang diperbolehkan mengikuti vaksinasi khusus ibu hamil dan ibu menyusui ini yakni ibu hamil dengan usia kehamilan 13 hingga 33 minggu dan tidak memiliki riwayat tumor dan kelainan darah.
Jenis vaksin yang digunakan untuk ibu hamil dan ibu menyusui ini adalah vaksin Sinovac. Alasannya, ketersediaan vaksin Sinovac ini mencukupi.
Seorang ibu hamil peserta vaksinasi massal, Yuli Yulianti (35) asal Kota Bandung mengatakan, dirinya mengaku deg-degan saat menunggu antrean vaksinasi kepada dirinya. Namun, dirinya mengaku yakin bisa divaksin setelah dia berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai kesehatan kehamilannya.
Dikatakannya, vaksin ini merupakan vaksin dosis pertama, sebab selama ini dia menunggu adanya program vaksinasi massal Covid-19 khusus ibu hamil dari pemerintah.
“Dua hari yang lalu saya kontrol sekaligus konsultasi dengan dokter kandungan dan dapat surat juga boleh divaksin. Deg-degan juga sih. Ini pertama kali. Di tempat saya memang ada vaksinasi massal, tapi itu buat umum, merasa riskan juga kalau umum. Jadi nunggu yang khusus ibu hami,” ungkap Yuli.***
Editor: denkur