Ratusan jamaah umrah asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa gagal berangkat umrah akibat kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
DARA | CIANJUR – Kebijakan Pemerintah Arab Saudi menyetop sementara kedatangan semua jamaah umrah dari luar negaranya itu, dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid19).
Salah satu pemilik travel umrah di Cianjur, Ahmad Yani mengatakan, penutupan sementara jamaah yang masuk ke Arab Saudi, keberangkatan jamaah umrah pada Maret 2020 mendatang kemungkinan akan ditunda.
Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan para jamaah yang akan berangkat di waktu tersebut, terkait adanya kebijakan dari Pemerintahan Arab Saudi.
“Jumlahnya ratusan dan mereka juga sudah kami informasikan. Rencananya, jamaah tersebut bakal berangkat bulan depan (Maret). Tapi sudah disampaikan kalau kebijakan ini berjalan panjang, maka kemungkinan akan ditunda,” jelas Yani kepada wartawan, Kamis (27/2/2020).
Padahal, lanjut Yani, sejumlah persiapan seperti koper dan peralatan bagi para jamaah umrah, yang menggunakan jasa travelnya telah disediakan. Ia sudah membooking hotel dan paket makan untuk para jamaah.
Jika dengan adanya kebijakan itu tidak juga diimbangi dengan kebijakan lainnya terutama bagi travel yang sudah membooking, maka ditaksir dia akan merugi sampai ratusan juta rupiah.
“Kalau bisa kan yang sudah dibooking uangnya dikembalikan atau dari hotel dan jasa penyedia makan juga menunda tidak dihanguskan begitu saja. Kalau begitu tidak akan ada yang dirugikan,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Travel Umroh PT Krisma, Saleh Ihsan mengatakan, pihaknya juga membatalkan pemberangkatan sejumlah jamaah yang rencananya berangkat pada 10 Maret 2020.
Selain itu, ada juga jamaah yang bakal berangkat pada 24 Maret 2020, tetapi jamaah tersebut masih belum akan ditunda keberangkatannya. Sebab, diharapkan kebijakan yang diambil Pemerintah Arab Saudi segera dicabut dalam waktu dekat.
“Yang sudah pasti tidak akan berangkat yang tanggal 10 Maret. Tapi sudah dikembalikan, karenakan kalau kami ada sistem asuransi. Mengingat ini juga bukan kesalahan dari travel,” jelas Saleh.
Saleh berharap, Pemerintah Arab Saudi bisa mengeluarkan pengecualian untuk Indonesia, karena belum ada suspect Corona di Indonesia. “Terlebih kan Indonesia ini negara dengan umat muslim terbanyak, sehingga diharapkan bisa ada pengecualian,” harapnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Muhammad Zein
