Ratusan Nelayan Cianjur Jadi Buruh Serabutan

Senin, 2 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DARA | CIANJUR — Ratusan nelayan di pantai selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat beralih profesi menjadi kuli atau buruh serabutan. Mereka tak bisa melaut, karena  uaca ekstrem dan musim paceklik ikan.

Bahkan  tak sedikit yang terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena tak memiliki mata pencaharian lain.

Hadi Hidayat, tokoh nelayan Pantai Jayanti, mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Malah tidak sedikit nelayan yang akhirnya menganggur karena tidak memiliki keahlian lain, tidak ada yang bisa mereka lakukan karena hanya terbiasa melaut.

Menurut dia, cuaca ekstrem terlalu beresiko jika nelayan tetap melaut. “Sebagian dari mereka memilih berhutang atau menjadi buruh serabutan pada pemilik kapal atau tengkulak ikan, karena mereka tidak memiliki keahlian lain,” kata Hadi, kepada wartawan, Senin (2/9/2019).

Foto-foto: dara.co.id/Purwanda

Hadi menyebutkan, sekitar 40 persen dari 700 nelayan yang memaksakan diri tetap melaut. Padahal gelombang laut sedang tinggi sejak beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, sejumlah nelayan lainnya saat ini memilih menjadi buruh tani atau bekerja memperbaiki jala dan perahu. Mayoritas nelayan melakukan hal itu, agar seluruh peralatan dapat digunakan kembali saat musim ikan datang.

“Saat ini sebenarnya harga ikan cukup tinggi. Misalnya, ikan tongkol yang dijual dengan harga Rp35-40 ribu per kilogram, salmon Rp50 ribu per kilogram, dan tuna Rp60 ribu per kilogram. Hanya, harga tersebut tidak sebanding dengan resiko yang harus mereka tanggung,” ujarnya.

Banyaknya nelayan yang memilih berhenti melaut juga memengaruhi kondisi pedagang ikan di daerah tersebut. Para pedagang ikan di wilayah itu, terpaksa membeli ikan hasil melaut ke wilayah Sukabumi atau Pangandaran.

“Soalnya hasil tangkapan nelayan di sini sangat minim. Tidak cukup untuk memenuhi pesanan. Sudah ada dua bulan, kami harus membeli dari daerah lain,” kata Yuni, pedagang ikan.

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Atap Kelas SMP IT Al Ghazali Sukabumi Roboh Diterjang Luapan Air Sungai
DKUKM Kabupaten Sukabumi Dukung Koperasi Desa Merah Putih Yang Digagas Presiden Prabowo
Kepala DPMTSP Jabar Dedi Taufik Siapkan Strategi Jaga Iklim Investasi di Jabar
Arus Balik Meningkat, Polres Garut Laksanakan One Way 8 Kali
Bupati Garut Tinjau Lokasi Tanah Bergerak di Singajaya, Status Tanggap Darurat Segera Ditetapkan
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan Masyarakat
Kang Demul Bakal Ngantor di Daerah, Ini Sebutan Kantor Gubernur Jabar di 5 Wilayah
DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1446 H
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 April 2025 - 17:15 WIB

Atap Kelas SMP IT Al Ghazali Sukabumi Roboh Diterjang Luapan Air Sungai

Senin, 7 April 2025 - 17:03 WIB

DKUKM Kabupaten Sukabumi Dukung Koperasi Desa Merah Putih Yang Digagas Presiden Prabowo

Minggu, 6 April 2025 - 21:14 WIB

Arus Balik Meningkat, Polres Garut Laksanakan One Way 8 Kali

Minggu, 6 April 2025 - 20:50 WIB

Bupati Garut Tinjau Lokasi Tanah Bergerak di Singajaya, Status Tanggap Darurat Segera Ditetapkan

Senin, 31 Maret 2025 - 21:46 WIB

Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan Masyarakat

Berita Terbaru


Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri panen raya padi di Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay.(Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

Presiden Prabowo Panen Raya di Majalengka, Bupati Bandung di Ciparay

Senin, 7 Apr 2025 - 13:23 WIB