Oleh: Drs H Djamu Kertabudi, M.si
Merasa terenyuh ketika Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi atau akrab dipanggil Kang DM, akan melakukan pengaktifan kembali (reaktivasi) sarana transportasi Kereta Api jalur Cipatat – Bandung.
Nuansa nostalgia, muncul kembali dalam benak penulis sebagai mantan aktivis pengguna sarana transfortasi Kereta Api jalur Cipatat – Tagogapu – Padalarang – Bandung, sejak masa kecil.
Terkenang masa lalu sebagai generasi “si Gomar” (Nama lokomotif KA) satu-satunya sarana transportasi bagi masyarakat bawah yang tinggal di wilayah Cipatat, ketika hendak bepergian ke Padalarang sampai Bandung.
Memang saat itu tahun 1960-an ada sarana transportasi lain berupa Bus Wahyu dan Berkah rute Bandung – Cianjur/Sukabumi. Namun itupun, hanya pada waktu-waktu tertentu saja dan digunakan oleh kalangan terbatas.
Dalam pemikiran penulis, apabila jalur kereta api ini akan dioperasikan kembali, kiranya ada catatan kecil yang menjadi kendala. Hal ini perlu mendapat perhatian terlebih dahulu, yaitu jalur kereta api yang berada diantara Cipatat – Tagogapu tepatnya di sekitar wilayah Cirawa Mekar melewati kondisi tanjakan yang cukup terjal dan berkelok.
Kondisi saat itu membuat kereta api saat sampai di lokasi, berhenti cukup lama, kemudian berjalan kembali secara pelan – pelan.
Rupanya persoalan inilah yang sampai saat ini tidak ada kereta api rute jalur Padalarang – Tqgogapu – Cipatat. Padahal sudah beberapa tahun terakhir ini rute Cipatat – Cianjur – Sukabumi sudah beroperasi.
Konon sudah beredar di kalangan masyarakat bahwa PT. KAI akan menghiidupkan kembali jalur kereta api ini dengan memindahkan atau menggeser terlebih dahulu lokasi jalur jalan kereta di sekitar Cirawa ini.
Semoga rencana ini segera dapat terlaksana, meskipun yang terkena dampaknya adalah armada angkot trayek Padalarang – Rajamandala. Wallohu A’lam.
(Penulis: Pengamat Politik dan Pemerintahan Bandung/ Tokoh Masyarakat Bandung Barat)
Editor: denkur